
Pantau.com - Lebih dari 287.000 orang telah ambil bagian dalam aksi protes atas kenaikan harga bahan bakar di Prancis. Para demonstran telah mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Gerakan rompi kuning telah melakukan demonstrasi besar dan melakukan kekerasan yang tidak dapat diterima, kata Macron. Menurut AFP yang mengutip Presiden Prancis, Mecron mendengar para pengunjuk rasa tapi tidak dengan memo pajak bahan bakar.
Baca juga: Donald Trump Pantik Emosi Warga di Tanah Kelahiran 'King of Rock & Roll' Elvis Presley
Sebelumnya, sekitar 283.000 orang berunjuk rasa di jalan-jalan raya utama dan di seluruh Prancis pada 17 November 2018. Gerakan Gilets Jaunes atau rompi kuning ini memprotes kenaikan harga bahan bakar minyak dan menyalurkan kemarahan atas pemerintahan Presiden Emmanuel Macron. Mereka menentang kebijakan kenaikan harga bahan bakar dan pajak lingkungan pada transportasi yang mencemari lingkungan.
Sementara itu, kepolisian Prancis melaporkan 130 anggota gerakan rompi kuning yang terus-menerus melakukan protes telah ditahan dan 227 orang mengalami cedera. Para pengunjuk rasa telah melakukan aksi pemblokiran jalan-jalan dan depot bahan bakar.
Seperti dilansir Sputnik, Selasa (27/11/2018), Menteri Keuangan mencatat bahwa angka-angka ritel jatuh hingga 35 persen sejak hari pertama protes dilakukan, dan 18 persen pada 24 November.
Baca juga: Gerakan #MeToo Masuk dalam Kurikulum Sekolah di Swedia
- Penulis :
- Noor Pratiwi