
Pantau.com - Swedia merupakan sebuah negara feminis yang selalu menghasilkan dampak besar bagi kampanye anti pelecahannya itu, memasukan #MeToo ke dalam kurikulum sekolah Tullbroskolan. Di Falkenberg Tullbroskolan, murid kelas sembilan memiliki jadwal baru, yakni mendengarkan seminar sekolah pertama #MeToo yang telah disiapkan oleh guru lokal.
"Mereka tahu sedikit tentang gerakan #MeToo, tapi hal sulit bagi mereka adalah untuk memahami bahwa itu berlaku kepada mereka juga," kata Anna Karin Nilsson, seorang guru kewarganegaraan di sekolah.
Untuk pelajaran itu, anak laki-laki dan anak perempuan akan dibagi, dengan guru laki-laki dan guru perempuan, pemisahan ini merupakan hal biasa di Swedia, sebaliknya yang menganut setia kesetaraan.
"Kami memiliki pengajar pria yang akan bekerja dengan anak laki-laki. Langkah tersebut bertujuan agar mereka tidak merasa sedang disalahkan dan menyadari bahwa sebaliknya kita harus berbicara tentang bagaimana untuk menerapkan kesetaraan di masyarakat," ucapnya.
"Kami tidak benar-benar mengerti seberapa besar masalah ini, bahwa begitu banyak orang yang menjadi korban," ucap Oscar Ljungstom, murid sekolah tersebut, seperti dilansir Sputnik, Selasa (27/11/2018).
Baca juga: Staf Google Lakukan 'WO' Terkait Kasus Pelecehan Seksual
Siswa lain bernama Hilma Eriksson berpendapat, pelajaran itu mungkin akan membantu mengurangi pelecehan seksual di tingkat sekolah, sepeti lelucon yang kasar dan kata-kata yang buruk.
Gerakan #MeToo muncul saat akhir musim gugur di Swedia. Nilsson dan rekan-rekannya memutuskan untuk melangkah lebih jauh dengan membuat gerakan #MeToo sebagai materi permanen dalam kurikulum.
Gerakan #MeToo muncul dari tuduhan pelecehan seksual terhadap produser Hollywood Harvey Weinstein. Di Swedia, pelecahan tersebut menuai kemarahan publik dan mendorong sebuah petisi untuk mengakhiri pelecahan dan seksisme. Petisi tersebut telah ditandatangani oleh puluhan ribu wanita, termasuk pekerja seks komersil. Langkah tersebut juga mendorong beberapa organisasi tinggi melakukan penyelidikan pelecehan seksual setinggi Komite Nasional.
#MeToo merupakan gerakan anti-pelecehan diklaim telah berhasil membuat jutaan orang mengungkapkan kekerasan dan pelecehan yang pernah mereka alami. Gerakan #MeToo menjadi jalan bagi korban pelecehan menemukan keberanian untuk berbicara.
Baca juga: Uskup Prancis Bentuk Komisi Pelecehan Seks Anak di Bawah Umur
- Penulis :
- Noor Pratiwi