Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Mantan Tahanan Termuda Palestina Ungkap Kekejaman Selama Dipenjara Israel

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Mantan Tahanan Termuda Palestina Ungkap Kekejaman Selama Dipenjara Israel
Foto: Ilustrasi Penjara Israel (getty)

Pantau - Rose Khwais, remaja Palestina yang menjadi tahanan termuda di penjara Israel, membagikan pengalaman pahitnya setelah menjalani hukuman selama 16 bulan. Ia dibebaskan melalui kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mencakup pertukaran tahanan.

Kehidupan di Balik Jeruji
Khwais ditangkap pada Mei 2024 di Yerusalem Timur saat berusia 16 tahun dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.“Saya tidak tahu apa itu penjara. Saya masuk dalam keadaan terguncang,” ujarnya saat tiba di rumahnya di Yerusalem Timur.

Selama di penjara, ia menghadapi berbagai bentuk penindasan, termasuk intimidasi dan ancaman.“Kami mengalami pelecehan, intimidasi, hingga penggeledahan tubuh yang tidak manusiawi,” ungkapnya.

Kondisi Kesehatan Memburuk
Selama interogasi yang berlangsung 37 hari di pusat penahanan Al-Maskobiya, kondisi fisik Khwais memburuk drastis. Ia mengalami gejala stroke, cairan di sekitar jantung, dan masalah tekanan darah yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit.

Meski dalam keadaan sakit, ia tetap diperlakukan kasar. “Saya diborgol bahkan saat dirawat di rumah sakit,” kenangnya. Respons pihak penjara terhadap keluhan medisnya juga diwarnai ancaman dan perlakuan kasar dari petugas.

Baca Juga:
IDE Indonesia: Gencatan Senjata Gaza, Awal Perjuangan Kemerdekaan Palestina
 

Penderitaan Tahanan Wanita
Menurut Khwais, para tahanan wanita Palestina sering kali menghadapi kondisi yang sangat buruk.“Kami hanya bisa melihat langit melalui kawat-kawat besi,” ujarnya. Keinginan terbesar mereka adalah merasakan kebebasan untuk melihat langit tanpa batasan.

Kesepakatan Gencatan Senjata
Pembebasan Khwais terjadi dalam tahap pertama kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Kesepakatan ini menghentikan perang yang telah menewaskan lebih dari 47.000 warga Palestina dan melukai ratusan ribu lainnya di Jalur Gaza.

Khwais berharap pengalaman pahitnya dapat menjadi pengingat bagi dunia tentang kondisi yang dihadapi tahanan Palestina. “Penjara mengubah hidup saya, tapi tidak menghancurkan semangat kami untuk meraih kebebasan,” tutupnya.

Penulis :
Ahmad Ryansyah

Terpopuler