
Pantau - Rombongan kapal kemanusiaan Global Sumud Flotilla bertolak dari Menorca, Spanyol, menuju Tunisia dalam misi mematahkan blokade Israel atas Gaza dan menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.
Armada Kemanusiaan dan Aksi Solidaritas Global
Global Sumud Flotilla menggelar aksi pelayaran internasional sebagai bentuk perlawanan sipil terhadap pengepungan Israel yang telah berlangsung selama bertahun-tahun atas wilayah Gaza.
Sebagian besar kapal saat ini tengah menuju Tunis, sementara beberapa lainnya, termasuk dua kapal yang rusak akibat badai di Barcelona, masih dalam proses perbaikan dan akan segera bergabung kembali.
Sebelum pelayaran dilanjutkan, seluruh kapal menjalani pemeriksaan keselamatan dan protokol operasional sebagai bagian dari persiapan.
Pada 7 September 2025, puluhan kapal dari Pelabuhan Catania, Sisilia, dan Pelabuhan Tunis akan bergabung dengan armada dari Barcelona dalam satu aksi bersama menentang blokade Israel.
Misi ini mendapat dukungan internasional dari anggota parlemen, serikat pekerja, pembela hak asasi manusia, serta tokoh-tokoh global.
Lebih dari 100 pejabat terpilih, baik yang masih aktif maupun mantan, telah menandatangani surat bersama yang menyerukan pembentukan koridor kemanusiaan ke Gaza, perlindungan misi sipil, dan tindakan internasional untuk menegakkan hukum humaniter.
Seruan Internasional dan Ancaman Pemblokiran Jalur Ekspor
Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk wilayah Palestina yang diduduki, menegaskan bahwa misi Global Sumud Flotilla “sepenuhnya mematuhi hukum internasional.”
Dukungan juga datang dari pekerja pelabuhan di Genoa, Italia, yang menyatakan akan memblokir seluruh pengiriman ke Israel jika rombongan flotilla dihalangi.
Presiden Kolombia, Gustavo Petro, mengirim pesan dukungan moral kepada para peserta misi:
"Kalian telah memilih jalan yang paling sulit dan berbahaya: jalan aksi dalam menghadapi kekerasan brutal. Dari pantai ini, kami mengirimkan kalian kekuatan, pesan, dan kehidupan," ungkapnya.
Panitia penyelenggara mendesak adanya perlindungan internasional atas perjalanan armada, dukungan dari badan-badan PBB agar para peserta tidak ditahan secara ilegal, serta pengakuan atas hak rakyat Palestina untuk menerima bantuan kemanusiaan lewat jalur laut.
Mereka juga menyerukan penghentian pengepungan Israel atas Gaza, yang disebut sebagai bagian dari genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.
Didukung Warga Dunia, Bukan Pemerintah
Global Sumud Flotilla menegaskan bahwa misi mereka tidak didanai oleh pemerintah maupun korporasi.
Kegiatan ini sepenuhnya bergantung pada sumbangan dari keluarga, masyarakat umum, dan organisasi akar rumput dari berbagai belahan dunia.
Dalam pernyataannya, mereka menyebut:
"Koalisi kami menyatukan para dokter, pekerja kemanusiaan, aktivis, pengacara, seniman, dan masyarakat umum yang disatukan oleh keyakinan bersama: bahwa warga Palestina berhak hidup bermartabat, bebas, dan manusiawi."
Menurut keterangan penyelenggara, genosida di Gaza telah memasuki hari ke-700 pada Jumat lalu, dengan lebih dari 64.200 warga Palestina tewas akibat serangan Israel.
Wilayah Gaza kini disebut menghadapi kehancuran total dan bencana kelaparan yang mengancam seluruh penduduk sipil.
- Penulis :
- Aditya Yohan