
Pantau - Gelombang panas ekstrem melanda tenggara Australia pada Senin (27/1/2025), memicu risiko kebakaran hutan yang memaksa otoritas setempat menerbitkan larangan penggunaan api di beberapa wilayah negara bagian Victoria.
Baca juga: Kebakaran Besar Paksa 31 Ribu Warga Mengungsi dari Los Angeles
Suhu ekstrem ini memicu kenangan kelam "Black Summer" 2019-2020, ketika kebakaran hutan menghancurkan area seluas Turki, menewaskan 33 orang, dan miliaran hewan.
Menurut Biro Meteorologi Australia, suhu di Melbourne, ibu kota Victoria, diprediksi mencapai 41 derajat Celsius, 14 derajat lebih tinggi dari rata-rata maksimum bulan Januari. Otoritas menempatkan lima wilayah di Victoria pada peringkat bahaya kebakaran “ekstrem”, peringkat kedua tertinggi.
Ahli meteorologi senior Dean Narramore memperingatkan kondisi panas dan berangin dapat memicu kebakaran besar sebelum perubahan cuaca dingin yang diperkirakan tiba di Victoria pada Minggu (25/1/2025) malam.
Baca juga: Kebakaran Hutan di LA: 10.000 Rumah Hancur, Kerugian Capai Rp2,4 T
Selain itu, negara bagian lain seperti New South Wales, South Australia, Western Australia, Queensland, dan Northern Territory juga berada dalam status siaga gelombang panas pada Senin (27/1/2025).
Di New South Wales, negara bagian dengan populasi terbesar di Australia, gelombang panas diperkirakan akan meningkat pada Selasa (28/1/2025).
“Kondisi gelombang panas rendah hingga parah diharapkan terjadi pada Senin, dengan intensitas meningkat esok hari,” ujar Narramore kepada ABC News.
Sumber: CNA/REUTERS
- Penulis :
- Khalied Malvino