Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru pada Kelelawar

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Ilmuwan China Temukan Virus Corona Baru pada Kelelawar
Foto: Ilustrasi Virus (getty)

Pantau - Sebuah penelitian terbaru dari tim ilmuwan China mengungkap keberadaan virus corona baru pada kelelawar yang memiliki kesamaan dengan virus penyebab COVID-19. Studi ini menunjukkan potensi virus untuk menular dari hewan ke manusia karena kemampuannya berinteraksi dengan reseptor manusia yang sama, demikian dilaporkan oleh South China Morning Post pada Kamis.

Penelitian ini dilakukan oleh Laboratorium Guangzhou, Akademi Saints Guangzhou, Universitas Wuhan, dan Institut Virologi Wuhan. Hasil temuan mereka diterbitkan dalam jurnal ilmiah Cell pada Selasa.

Menurut laporan, virus baru ini—disebut HKU5-CoV-2—berasal dari virus HKU5 yang sebelumnya ditemukan pada kelelawar pipistrelle Jepang di Hong Kong. Uji laboratorium menunjukkan bahwa virus tersebut dapat menginfeksi sel manusia serta jaringan paru-paru dan usus yang dikembangkan di laboratorium.

Baca Juga:
Australia Laporkan Kasus Baru Virus Ensefalitis Jepang di Queensland
 

Para ilmuwan menemukan bahwa HKU5-CoV-2 dapat berinteraksi dengan reseptor enzim pengubah angiotensin manusia (ACE2), yang juga digunakan oleh SARS-CoV-2 dan SARS-CoV. Selain manusia, virus ini dapat berikatan dengan reseptor pada kelelawar dan spesies hewan lainnya, meningkatkan potensi penularan lintas spesies.

Meskipun memiliki kemampuan pengikatan lebih kuat dibandingkan dengan strain aslinya, para peneliti menekankan bahwa HKU5-CoV-2 jauh lebih lemah dibandingkan dengan SARS-CoV-2. Dengan demikian, risiko penyebaran luas antar manusia dianggap rendah.

Di tengah perdebatan mengenai asal-usul pandemi COVID-19, China sebelumnya telah menolak teori yang menyatakan bahwa virus tersebut berasal dari kebocoran laboratorium di Wuhan, dan lebih mendukung hipotesis bahwa penularan pertama terjadi di pasar hewan.

Kasus pertama COVID-19 tercatat di Wuhan pada Desember 2019, sebelum akhirnya menyebar ke seluruh dunia dan menyebabkan lebih dari tujuh juta kematian.

Penulis :
Ahmad Ryansyah