Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Puluhan Sekolah di Korsel Tutup Imbas Krisis Minat Siswa

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Puluhan Sekolah di Korsel Tutup Imbas Krisis Minat Siswa
Foto: Sejumlah anak mengikuti pelajaran di SD Taesungdong, Paju, Korea Selatan, Selasa (24/4/2018), di tengah menurunnya jumlah siswa akibat krisis demografi yang mengancam keberlangsungan sekolah di pedesaan. (Getty Images)

Pantau - Korea Selatan menghadapi gelombang penutupan sekolah pada 2025 seiring dengan terus menurunnya jumlah siswa usia sekolah. Data Kementerian Pendidikan menunjukkan sebanyak 49 sekolah dasar, menengah, dan atas di 17 kota serta provinsi akan resmi ditutup tahun depan.

Baca juga:
Kampus Elite Jadi Arena Demo Pro-Kontra Pemakzulan Korsel

Penutupan sekolah ini menjadi tren yang semakin cepat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2023, sebanyak 22 sekolah ditutup akibat kekurangan murid, kemudian meningkat menjadi 33 sekolah pada 2024, dan kini mencapai hampir 50 sekolah yang akan ditutup pada 2025.

Mayoritas sekolah yang akan ditutup berada di daerah pedesaan, mencerminkan ketimpangan jumlah siswa antara wilayah perkotaan dan desa. Dari total sekolah yang akan ditutup, 88 persen berlokasi di luar Seoul.

Wilayah dengan jumlah sekolah tertutup tertinggi adalah Provinsi Jeolla Selatan dengan 10 sekolah, disusul Provinsi Chungcheong Selatan dengan 9 sekolah, Provinsi Jeolla Utara dengan 8 sekolah, serta Provinsi Gangwon dengan 7 sekolah. Sementara itu, Seoul tidak memiliki sekolah yang akan ditutup, dan Provinsi Gyeonggi hanya mencatatkan 6 sekolah yang akan ditutup.

Baca juga:
Presiden Korsel Dituding Mabuk saat Terapkan Darurat Militer

Sebanyak 38 dari 49 sekolah yang ditutup merupakan sekolah dasar, menunjukkan dampak besar dari rendahnya angka kelahiran di Korea Selatan terhadap pendidikan dasar. Sementara itu, 8 sekolah menengah dan 3 sekolah menengah atas juga akan ikut ditutup.

Tak hanya mengalami penutupan, banyak sekolah dasar di pedesaan Korea Selatan juga berjuang mendapatkan murid baru. Data menunjukkan sebanyak 42 sekolah di Provinsi Gyeongsang Utara tidak memiliki siswa kelas satu yang mendaftar untuk tahun ajaran baru pada Maret 2025.

Kondisi serupa terjadi di berbagai wilayah lain. Provinsi Jeolla Selatan memiliki 32 sekolah tanpa murid baru, sementara Provinsi Jeolla Utara mencatatkan 25 sekolah, dan Provinsi Gangwon memiliki 21 sekolah dalam kondisi yang sama.

Fenomena ini semakin menegaskan krisis demografi yang dialami Korea Selatan, di mana angka kelahiran terus menurun dan berdampak langsung pada sektor pendidikan. Jika tren ini terus berlanjut, jumlah sekolah yang tutup kemungkinan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. THE KOREA HERALD/ASIA NEWS NETWORK

Penulis :
Khalied Malvino