Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global

Oleh Pantau Community
SHARE   :

Jual Ginjal, Mengungkap Jaringan Perdagangan Organ Global
Foto: Eksklusif: Perdagangan Organ Global Terungkap, Pemuda Kenya Jadi Korban Jaringan Internasional

Pantau - Amon Kipruto Mely, pemuda 20 tahun dari desa kecil di barat Kenya, menjadi salah satu korban sindikat perdagangan organ global setelah menjual ginjalnya demi mengatasi tekanan ekonomi pasca-pandemi COVID-19.

Amon direkrut oleh temannya yang memperkenalkannya pada perantara dan dibawa ke Rumah Sakit Mediheal di Kota Eldoret, Kenya.

Ia dijanjikan imbalan sebesar $6.000 atau sekitar Rp100 juta, namun setelah menjalani operasi, Amon hanya menerima $4.000.

Uang itu ia gunakan untuk membeli ponsel dan mobil, namun tak lama kemudian kesehatannya memburuk dan ia sering pingsan.

Ibunya, Leah Metto, baru mengetahui putranya menjual ginjal setelah Amon jatuh sakit dan dirawat.

Dokumen yang ditandatangani Amon sebelum operasi semuanya berbahasa Inggris, yang tidak ia pahami, dan ia tidak diberi penjelasan medis mengenai risiko operasi.

Sindikat Terorganisir dan Jejak Internasional

Willis Okumu, peneliti kejahatan terorganisasi dari Institute of Security Studies in Africa, menyebut praktik ini sebagai kejahatan lintas negara yang melibatkan jaringan sindikat profesional.

Diperkirakan ada sekitar 100 pemuda di Kota Oyugis, Kenya, yang telah menjual ginjal mereka.

Banyak dari mereka mengalami trauma psikologis, gangguan kesehatan, bahkan depresi berat.

Sebagian korban hanya menerima $2.000 (sekitar Rp33,6 juta), jauh dari janji awal.

Mereka kemudian diminta merekrut donor baru dan dijanjikan bayaran $400 (sekitar Rp6,7 juta) untuk setiap orang yang berhasil direkrut.

Meski hukum Kenya hanya mengizinkan donasi organ antar kerabat atau secara sukarela (altruistik), sindikat memanfaatkan celah hukum dan memalsukan dokumen hubungan keluarga.

Seorang mantan pegawai Rumah Sakit Mediheal mengungkap bahwa praktik ini telah berlangsung selama bertahun-tahun.

Awalnya, donor berasal dari Kenya dan penerima dari Somalia, kemudian meluas ke Israel, dan sejak 2024, ke Jerman.

Donor dari Azerbaijan, Kazakhstan, dan Pakistan dipaksa menandatangani pernyataan bahwa mereka adalah kerabat penerima ginjal.

Beberapa di antaranya masih di bawah umur dan tidak diberi tahu risiko jangka panjang dari kehilangan satu ginjal.

MedLead, Testimoni Palsu, dan Praktik Ilegal

Sebuah lembaga bernama MedLead disebut sebagai fasilitator utama dalam jaringan ini.

MedLead mengklaim dapat mencarikan donor dalam 30 hari dan menegaskan bahwa semua donasi bersifat sukarela.

Video testimoni di media sosial menampilkan penerima ginjal yang mengucapkan terima kasih kepada MedLead.

Salah satunya adalah Sabine Fischer-Kugler dari Jerman yang mengaku membayar antara $100.000–$200.000 untuk mendapatkan ginjal melalui MedLead.

Sabine menyatakan hanya sempat bertemu sebentar dengan pendonornya yang berasal dari Azerbaijan dan tidak yakin apakah orang tersebut dibayar.

Padahal, di Jerman, membayar untuk mendapatkan organ merupakan tindak pidana dan bisa dihukum penjara hingga lima tahun.

Pendiri MedLead, Robert Shpolanski, warga Israel, diketahui pernah dituduh terlibat dalam kasus transplantasi ilegal di berbagai negara.

Dalam pernyataan resminya melalui email, MedLead menyangkal keterlibatan dalam perekrutan donor dan mengklaim semua aktivitas mereka sah menurut hukum.

Namun investigasi tim jurnalis DW yang menyamar di hotel dekat rumah sakit menemukan pasien asal Rusia dan Israel yang mengaku membayar untuk transplantasi.

Dr. Jonathan Wala, Ketua Asosiasi Ginjal Kenya, mengatakan ia sering menangani pasien luar negeri yang datang dengan komplikasi serius setelah operasi transplantasi di Kenya.

Kini, Amon dan puluhan korban lain hidup dengan satu ginjal, menghadapi penurunan kesehatan, dan membawa penyesalan mendalam atas keputusan yang mereka buat.

"Jika saya bisa kembali ke masa lalu, saya tidak akan mau ginjal saya diangkat. Saya membenci diri saya sendiri karenanya", ujar Amon dengan mata berkaca.

Penulis :
Pantau Community