Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

22 April: Hari Bumi Sedunia

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

22 April: Hari Bumi Sedunia
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Hari Bumi Sedunia 2025 akan diperingati pada Selasa, 22 April, menandai perayaan ke-55 sejak pertama kali diselenggarakan. Tahun ini, tema yang diusung adalah “Our Power, Our Planet”, seruan untuk membangun aliansi global yang mencakup sektor swasta, pemerintah, dan masyarakat demi menjaga kelestarian lingkungan. Semua pihak diajak turut bertanggung jawab.

Diprakarsai di Amerika Serikat pada 1970, Hari Bumi tumbuh menjadi gerakan internasional yang melibatkan lebih dari satu miliar orang setiap tahun. Perayaan ini bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian ekosistem di seluruh benua dan lautan, serta mendorong penggunaan energi terbarukan. Earth Day Network menargetkan peningkatan tiga kali lipat produksi energi bersih global pada 2030.

Berdasarkan data Earth Day Network, pada 2035 kebutuhan energi negara seperti Amerika Serikat bisa sepenuhnya dipenuhi dari sumber terbarukan sepanjang tahun. Namun, lebih dari 3,8 miliar penduduk dunia masih berada di bawah ambang Modern Energy Minimum (MEM), dengan konsumsi listrik per kapita di bawah 1.000 kWh. Energi terbarukan dinilai dapat mengatasi krisis tersebut, meningkatkan taraf hidup, dan memperbaiki kualitas kesehatan masyarakat.

Aidan Charron, Associate Director Global Earth Day, menyatakan bahwa transisi menuju energi terbarukan merupakan revolusi kemanusiaan. Untuk pertama kalinya, umat manusia memiliki jalur nyata menuju energi murah dan melimpah bagi semua kalangan.

Mirip dengan Hari Lingkungan Hidup (5 Juni), Hari Keanekaragaman Hayati (22 Mei), dan Hari Hutan Internasional (21 Maret), Hari Bumi tidak hanya simbolis. Pada 22 April, ribuan aksi nyata akan digelar untuk menghormati sumber daya alam dan mengurangi emisi gas rumah kaca, penyebab utama pemanasan global.

Beragam kegiatan dilakukan demi mencegah dan membalikkan kerusakan ekosistem. Tujuannya tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga mengentaskan kemiskinan dan menghindari kepunahan massal. Semua upaya ini selaras dengan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang juga diusung berbagai institusi dunia.

Sejarah Hari Bumi

Hari Bumi lahir dari gelombang aktivisme sosial dan mahasiswa di akhir 1960-an di Amerika Serikat. Baru pada 22 April 2009, Majelis Umum PBB mengesahkan perayaan ini sebagai Hari Ibu Bumi Internasional. Langkah ini menandai pentingnya perlindungan lingkungan yang baru mendapat perhatian serius di abad ke-21, ketika dampak krisis iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati makin terasa.

Kini, Hari Bumi bukan sekadar peringatan simbolis, melainkan momentum global untuk bertindak. Satu Bumi, satu tanggung jawab. Jangan tunggu esok untuk berubah.

Cara Berpartisipasi dalam Hari Bumi 2025

Berikut lima langkah nyata yang direkomendasikan Earth Day Network untuk memperingati Hari Bumi dan ikut berkontribusi:

  • Literasi Iklim
    Pendidikan lingkungan yang terintegrasi dengan pendidikan kewarganegaraan akan membentuk masyarakat yang sadar akan keberlanjutan, menciptakan lapangan kerja hijau, dan mendorong keterlibatan publik dalam kebijakan iklim.
  • Mengurangi Konsumsi Plastik
    Polusi plastik menjadi ancaman besar terhadap lingkungan. Diperlukan perubahan perilaku untuk menghentikan penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan kesadaran akan dampak negatifnya.
  • Penanaman Pohon
    Reboisasi adalah solusi efektif terhadap penggurunan global. Melalui proyek The Canopy, Earth Day telah menanam jutaan pohon sejak 2009. Iberdrola, salah satu mitra global, berkomitmen menanam 20 juta pohon hingga 2030.
  • Bersih-Bersih Global
    Partisipasi dalam aksi bersih-bersih alam terbuka menjadi cara mudah dan berdampak. Masyarakat diajak membersihkan sampah di taman, pantai, hingga gunung sebagai bentuk kepedulian nyata.
  • Konsumsi Fashion Berkelanjutan
    Industri mode termasuk salah satu penyumbang polusi terbesar. Mengutamakan produk ramah lingkungan dan proses produksi yang bertanggung jawab menjadi solusi untuk menekan dampak negatif industri ini.

Sebagai penutup, Hari Bumi 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat komitmen global dalam menjaga lingkungan hidup. Melalui langkah-langkah sederhana namun bermakna seperti edukasi iklim, pengurangan plastik, penanaman pohon, aksi bersih-bersih, hingga konsumsi fesyen berkelanjutan, setiap individu memiliki peran besar dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau. Mari bersama-sama wujudkan dunia yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan—karena Bumi ini hanya satu, dan milik kita semua.

Penulis :
Latisha Asharani