Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

China dan AS Klaim Peran dalam Gencatan Senjata India-Pakistan, Ketegangan Mereda Usai Serangan Teroris di Kashmir

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

China dan AS Klaim Peran dalam Gencatan Senjata India-Pakistan, Ketegangan Mereda Usai Serangan Teroris di Kashmir
Foto: China fasilitasi komunikasi sebelum gencatan senjata India-Pakistan, Trump klaim peran mediasi AS(Sumber: ANTARA/Desca Lidya Natalia).

Pantau - Pemerintah China menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri Wang Yi telah melakukan pembicaraan dengan pejabat tinggi India dan Pakistan terkait gencatan senjata, sebelum pengumuman resmi dilakukan oleh kedua negara.

Pada 10 Mei malam, Wang Yi berbicara dengan Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Pakistan Ishaq Dar serta Penasihat Keamanan Nasional India Shri Ajit Doval.

Dalam komunikasi tersebut, Wang Yi mendorong deeskalasi dan realisasi gencatan senjata jangka panjang guna mencegah konflik lebih lanjut.

India dan Pakistan Sepakati Gencatan Senjata, China Siap Jadi Mediator Regional

India dan Pakistan kemudian mengumumkan gencatan senjata mulai Sabtu, 10 Mei pukul 17.00 waktu setempat, hanya beberapa jam setelah Kepala Operasi Militer Pakistan menghubungi mitranya dari India pukul 15.35 untuk mencapai kesepakatan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, menyebut kedua negara merespons secara positif dan berharap momentum ini dapat diperkuat dan dilanjutkan.

China juga menyatakan kesiapan untuk terus berkomunikasi dengan India dan Pakistan serta memainkan peran konstruktif dalam menjaga perdamaian kawasan.

Lin Jian menegaskan bahwa China sebagai tetangga dari kedua negara telah aktif berkomunikasi dan menyerukan ketenangan serta penahanan diri sejak awal ketegangan meningkat.

Ketegangan Meletus Usai Serangan di Kashmir

Ketegangan antara India dan Pakistan meningkat tajam setelah serangan teroris pada 22 April di dekat Pahalgam, Jammu dan Kashmir, India, yang menewaskan 26 orang, termasuk seorang warga Nepal.

Kelompok pemberontak Front Perlawanan mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

India menyalahkan Pakistan dan merespons dengan menurunkan hubungan diplomatik, menangguhkan Perjanjian Air Indus, serta menutup satu-satunya jalur perbatasan darat.

Pada 7 Mei, India meluncurkan Operasi Sindoor untuk menargetkan apa yang mereka sebut sebagai "infrastruktur teroris" di wilayah Pakistan.

India mengklaim telah menewaskan 70 teroris tanpa menyerang fasilitas militer Pakistan, namun militer Pakistan melaporkan 31 korban tewas dan 57 luka-luka akibat operasi tersebut.

Amerika Serikat Juga Klaim Berperan

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga mengklaim bahwa gencatan senjata dimediasi oleh AS.

Melalui Truth Social dan X, Trump menulis bahwa setelah perundingan panjang yang difasilitasi AS, India dan Pakistan akhirnya sepakat pada gencatan senjata penuh dan segera.

Trump mengucapkan selamat kepada kedua negara atas pencapaian tersebut dan mengapresiasi keputusan mereka yang dianggap menggunakan “akal sehat dan kecerdasan.”

Meski kedua negara besar mengklaim peran dalam proses gencatan senjata, baik India maupun Pakistan belum memberikan konfirmasi resmi atas klaim tersebut.

Perundingan lanjutan antara Direktur Jenderal Operasi Militer India, Letjen Rajiv Ghai, dan Mayjen Kashif Chaudhry dari Pakistan telah dilakukan pada 12 Mei, membahas isu pengamanan perbatasan, garis kontrol (Line of Control), serta penggunaan drone.

Detail pertemuan belum dipublikasikan, namun disebut sebagai bagian dari upaya memperkuat gencatan senjata dan mencegah konflik lanjutan.

Penulis :
Balian Godfrey