Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Puan Pimpin Sidang OKI Bahas Islam Jadi Kekuatan Dunia

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Puan Pimpin Sidang OKI Bahas Islam Jadi Kekuatan Dunia
Foto: Ketua DPR RI Puan Maharani saat memimpin sidang Komite Umum (General Committee) Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) atau konferensi Persatuan Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Ruang Paripurna, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025). (Dok. DPR RI)

Pantau - Dunia Islam menghadapi tantangan besar—dari krisis Palestina hingga tekanan politik global—namun, modal kekuatan peradaban tetap kuat.

Dalam momen krusial ini, Ketua DPR RI Puan Maharani memimpin sidang Komite Umum (General Committee) PUIC ke-26 di Jakarta, mengajak negara-negara anggota OKI bersatu dan tampil sebagai kekuatan global yang diperhitungkan.

Sidang ke-26 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) digelar di Ruang Paripurna, Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (14/5/2025). 

Acara ini merupakan bagian dari Konferensi PUIC ke-19, di mana DPR RI bertindak sebagai tuan rumah.

Puan Maharani tampak memimpin sidang dari meja utama, didampingi Sekjen PUIC Mouhamed Khouraichi Niass dan Deputi Sekjen Ali Asghad Mohammadi Sinjani. Dengan suara lantang dan simbolik, Puan membuka sidang tersebut.

“Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, pertemuan ke-26 Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) General Committee saya nyatakan dibuka,” ucap Puan, sambil mengetukkan palu sidang sebanyak tiga kali.

Ia juga menyampaikan apresiasi dan sambutan hangat kepada seluruh delegasi parlemen dari negara anggota OKI yang hadir di Jakarta sejak awal pekan.

“Saya mengucapkan selamat datang dan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh Pimpinan dan Delegasi Parlemen negara-negara anggota Parlemen OKI," ujar Puan.

Tahun ini juga menjadi penanda 25 tahun berdirinya PUIC sejak didirikan pada tahun 1999.

Meski pembukaan resmi konferensi baru digelar malam hari, rangkaian kegiatan sudah berlangsung sejak Senin (12/5) dengan berbagai pertemuan penting.

Isu-isu utama yang dibahas meliputi Palestina, minoritas muslim, dialog antaragama, ekonomi, lingkungan, hingga hak asasi manusia dan perempuan.

Total, konferensi ini dihadiri oleh sekitar 500 anggota delegasi dari 37 negara anggota dan pengamat OKI.

Puan menekankan pentingnya pertemuan ini sebagai bentuk respons atas berbagai dinamika global yang dihadapi umat Islam.

“Kita berkumpul untuk mendiskusikan isu-isu yang penting dan krusial bagi eksistensi umat di negara muslim maupun negara dengan penduduk mayoritas muslim,” tuturnya.

Ia menyampaikan umat Islam kini telah mencapai dua miliar jiwa atau sekitar 25 persen dari total populasi dunia.

“Idealnya, kita dapat menjadi elemen kekuatan baru dari tatanan dunia. Pada satu titik, Islam memiliki modal untuk menjadi kekuatan baru dunia. Kita adalah kekuatan peradaban yang menekankan persatuan umat,” ungkap Puan.

Menurutnya, Islam adalah peradaban yang menjunjung tinggi keberagaman dan pluralisme.

“Islam adalah peradaban yang menghargai keberagaman dan pluralisme, sebagaimana tercermin di Piagam Madinah,” kata Puan.

Ia juga mengingatkan Islam pernah berada pada masa keemasan, menghasilkan para ilmuwan, insinyur, dan filsuf yang berkontribusi pada perkembangan dunia.

Namun, ia juga mengingatkan bahwa umat Islam masih dihadapkan pada berbagai tantangan, baik di dalam negeri maupun pada skala global.

“Di level domestik, kita masih perlu menjawab berbagai pertanyaan dari publik mengenai mampukah kita menyediakan pelayanan publik yang baik, transparan, dan akuntabel,” tutuur Puan.

“Di sisi lain, kita juga harus menavigasi beragam cengkeram kepentingan politik global dan memperkuat upaya menjaga soliditas antarnegara anggota OKI,” tambahnya.

Ia menyampaikan rasa senangnya karena para delegasi hadir untuk membahas topik utama konferensi PUIC tahun ini yang bertajuk PUIC Silver Jubilee – Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience.

“Topik ini menjadi pilihan sebagai upaya kita melihat dan membangun ke dalam, baik sebagai negara, parlemen, maupun organisasi PUIC, agar dapat berkontribusi lebih baik ke umat dan publik serta dunia,” ucap Puan.

Sejak berdirinya tahun 1999, organisasi PUIC telah banyak berperan dalam memperkuat solidaritas antarparlemen negara Islam.

Puan menilai momentum peringatan 25 tahun ini sebagai saat yang tepat untuk melakukan evaluasi dan penataan ulang organisasi.

“Organisasi antarparlemen negara Islam dan berpenduduk mayoritas Islam ini telah mengarungi beragam perjalanan dalam upaya memperkuat solidaritas antarparlemen dan umat,” katanya.

“Kini seiring dengan perayaan ke-25 dari PUIC (silver jubilee), sudah saatnya bagi kita untuk menata kembali bagaimana sebuah organisasi parlemen dan antarparlemen berjalan,” sambung Puan.

Sidang tersebut juga dihadiri Sekjen PUIC Mouhamed Khouraichi Niass dan Presiden PUIC ke-18, Adama Bictogo dari Pantai Gading. Puan memberikan penghargaan atas kontribusi Bictogo selama memimpin PUIC sepanjang tahun 2024.

“Peran signifikan Yang Mulia Presiden PUIC ke-18 dalam memimpin PUIC setahun ke belakang dan menavigasi kepentingan organisasi dalam beragam agenda global merupakan peran berharga dalam sejarah PUIC,” jelas Puan.

Usai penyampaian pandangan, sidang melanjutkan agenda pemilihan susunan Biro Kepemimpinan untuk Konferensi PUIC ke-19. Komposisi terdiri dari Presiden Konferensi, dua Wakil Ketua, dan seorang Rapporteur.

Sesuai Pasal 4 Statuta PUIC, Puan Maharani sebagai tuan rumah ditetapkan sebagai Presiden Konferensi PUIC ke-19. 

Dua Wakil Ketua dipilih dari kelompok Afrika dan kelompok Arab, sementara Rapporteur ditentukan dari delegasi yang hadir.

Puan kemudian meminta persetujuan peserta sidang atas susunan tersebut.

“Pada kesempatan ini, saya meminta persetujuan peserta untuk merekomendasikan nama-nama tersebut untuk disetujui sebagai anggota Biro Pimpinan Konferensi PUIC ke-19. Apakah dapat disetujui?” tanya Puan.

“Setuju,” jawab peserta secara serentak, kemudian disahkan dengan ketukan palu oleh Puan.

Selain menentukan susunan Biro, sidang juga menyepakati agenda kerja dan laporan tahunan PUIC General Committee ke-26.

Konferensi PUIC ke-19 dijadwalkan dibuka secara resmi malam ini dengan kehadiran Presiden RI Prabowo Subianto. 

Siang harinya, Puan dijadwalkan menerima estafet kepemimpinan PUIC dari Ketua Parlemen Pantai Gading.

“Sebagai tanda berakhirnya rapat ini, maka, saya nyatakan rapat PUIC General Committee ke-26 ditutup," pungkasnya.

Penulis :
Khalied Malvino

Terpopuler