
Pantau - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim secara langsung membahas insiden jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Kremlin, Moskow, pada Rabu, 15 Mei 2025.
Anwar menyatakan bahwa pertemuan ini penting untuk mendapatkan klarifikasi langsung dari pihak Rusia terkait keputusan Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) yang menyalahkan Rusia dalam tragedi MH17.
Melalui unggahan di akun Facebook resminya, Anwar menegaskan komitmen Malaysia untuk menegakkan kebenaran dan keadilan bagi para korban dan keluarga, serta menuntut penyelidikan yang bebas dan adil.
ICAO Nilai Rusia Langgar Hukum Udara Internasional, Malaysia Siapkan Pernyataan Resmi
Menteri Komunikasi Malaysia Fahmi Fadzil menyampaikan bahwa Menteri Transportasi Anthony Loke akan segera mengeluarkan pernyataan resmi sebagai respons terhadap laporan ICAO.
Saat ini, Kementerian Transportasi dan Kementerian Luar Negeri Malaysia tengah merumuskan draf pernyataan bersama menanggapi temuan tersebut.
ICAO pada Senin, 12 Mei 2025, menyatakan bahwa Rusia gagal memenuhi kewajiban di bawah hukum udara internasional dalam insiden penembakan MH17 yang terjadi pada tahun 2014.
Ini merupakan kali pertama ICAO mengaktifkan mekanisme penyelesaian sengketa antarnegara anggotanya, dan mendukung klaim Australia serta Belanda yang menyatakan tindakan Rusia melanggar hukum internasional.
Kasus ini merujuk pada pelanggaran Pasal 3 Konvensi Penerbangan Sipil Internasional, yang secara tegas melarang penggunaan senjata terhadap pesawat sipil.
ICAO dijadwalkan merilis dokumen resmi keputusan tersebut pada pertemuan berikutnya, yang akan menjabarkan dasar hukum dan fakta-fakta yang menjadi landasan penilaian.
- Penulis :
- Balian Godfrey
- Editor :
- Balian Godfrey