
Pantau - Paus Leo XIV menyatakan komitmennya untuk mewujudkan perdamaian dunia dan kesediaan Takhta Suci menjadi mediator dalam penyelesaian konflik bersenjata yang melanda berbagai belahan dunia.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam pertemuan bersama peserta Jubileum Gereja-Gereja Timur, di mana Paus menekankan bahwa ia akan "berusaha sekuat tenaga supaya perdamaian terwujud".
Takhta Suci, kata Paus, siap mempertemukan pihak-pihak yang bertikai agar dapat berbicara langsung, dengan tujuan mengembalikan harapan dan martabat masyarakat yang terdampak perang.
Doa, Dialog, dan Keberanian Jadi Jalan Damai Sejati
Paus Leo XIV mendorong para pemimpin dunia untuk "bertemu, berbicara, dan bernegosiasi", seraya mengacu pada sejumlah konflik besar seperti di Tanah Suci, Ukraina, Lebanon, Suriah, Timur Tengah, Tigray (Ethiopia), dan kawasan Kaukasus.
Ia mengajak umat manusia untuk "bangkit dari kengerian semacam itu" dan menolak normalisasi kekerasan.
Paus menegaskan bahwa “kedamaian Kristus bukanlah keheningan setelah konflik, tetapi hadiah berarti yang membawa kehidupan baru”.
Ia juga mengajak umat Katolik dan seluruh masyarakat dunia untuk berdoa demi perdamaian yang sejati—yang mencakup rekonsiliasi, pengampunan, dan keberanian memulai lembaran baru dalam relasi antarmanusia dan antarbangsa.
Paus Leo XIV, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Robert Francis Prevost dari Amerika Serikat, terpilih sebagai Paus ke-267 pada 8 Mei 2025.
Ia menggantikan Paus Fransiskus yang wafat pada 21 April dalam usia 89 tahun dan telah dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore pada 26 April.
Sejak awal masa kepausannya, Paus Leo XIV telah menunjukkan konsistensi dalam menyerukan perdamaian, termasuk mendorong resolusi damai berkelanjutan untuk Ukraina.
- Penulis :
- Balian Godfrey