Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Rapat Pleno PBNU Batal Digelar, Forum Diubah Menjadi Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Rapat Pleno PBNU Batal Digelar, Forum Diubah Menjadi Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana
Foto: Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf bersama jajaran pimpinan menyelenggarakan konferensi pers usai rapat koordinasi penanggulangan bencana di Gedung PBNU, Jakarta, Kamis 11/12/2025 (sumber: ANTARA/Asep Firmansyah)

Pantau - Rapat Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang semula dijadwalkan berlangsung pada Kamis siang, 11 Desember 2025, batal dilaksanakan karena Rais Aam PBNU, KH Miftachul Akhyar, tidak hadir.

Ketidakhadiran Rais Aam menyebabkan Rapat Pleno tidak dapat dilanjutkan, mengingat kehadirannya merupakan syarat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBNU.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, menyatakan bahwa rapat tidak dibatalkan sepenuhnya, tetapi diubah statusnya.

"Rapat pleno hari ini diubah statusnya menjadi Rapat Koordinasi Penanganan Kebencanaan PBNU. Bukan dibatalkan, tapi diubah statusnya", ungkapnya.

Gus Yahya menjelaskan bahwa undangan rapat telah dikirimkan secara resmi melalui Surat Nomor 4803/PB.01/4.I.01.01/99/12/2025 dan disampaikan kepada seluruh anggota rapat.

Dalam rapat tersebut, peserta yang diundang terdiri dari unsur Mustasyar (2 orang), Syuriyah (17 orang), A'wan (9 orang), Tanfidziyah (28 orang), ketua lembaga (11 lembaga), dan badan otonom (8 Banom), dengan 33 peserta hadir secara daring.

Agenda dan Kepatuhan Konstitusional

Rapat Pleno PBNU merupakan forum strategis permusyawaratan organisasi yang diselenggarakan paling sedikit setiap enam bulan sekali.

Forum ini biasanya membahas evaluasi pelaksanaan program kerja, konsolidasi organisasi, dan strategi penanggulangan bencana.

Kehadiran Rais Aam sebagai pucuk pimpinan Syuriyah adalah syarat mutlak agar rapat berjalan secara sah sesuai AD/ART PBNU.

Gus Yahya menegaskan bahwa undangan kepada Rais Aam telah disampaikan secara formal dan juga dikonfirmasi secara langsung melalui komunikasi personal.

"Bahwa undangan rapat telah dikirimkan kepada Rais Aam dan telah pula dikonfirmasi secara langsung melalui komunikasi personal", ia mengungkapkan.

Meski syarat kuorum telah terpenuhi berdasarkan AD/ART dan peraturan organisasi, forum memutuskan untuk tetap mematuhi ketentuan konstitusional.

"Bahwa atas pertimbangan tersebut forum Rapat Pleno memutuskan menjadi Rapat Koordinasi Penanggulangan Kebencanaan PBNU yang saat ini terjadi", tegas Gus Yahya.

Dinamika Internal dan Seruan Islah

Selain mengubah status rapat, forum juga membahas dinamika internal organisasi yang tengah berkembang.

Para peserta menyepakati pentingnya penyelesaian konflik melalui mekanisme islah demi menjaga kesatuan PBNU.

Gus Yahya menyampaikan bahwa sejumlah forum seperti pertemuan di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri, pertemuan di Ponpes Tebuireng, serta Forum Musyawarah Mustasyar, Masyayikh, dan para sesepuh NU telah menyerukan upaya damai.

"Pertemuan di Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Kediri dan pertemuan di Ponpes Tebuireng, Forum Musyawarah Mustasyar, Masyayikh dan para sesepuh NU, menyerukan agar pihak-pihak yang berkonflik melakukan islah", jelasnya.

Penulis :
Arian Mesa