
Pantau - Jepang akan meluncurkan sistem prapenyaringan bagi wisatawan bebas visa mulai tahun fiskal 2028 sebagai bagian dari upaya untuk mendorong pertumbuhan sektor pariwisata yang tengah berkembang pesat.
Sistem ini akan dimodelkan dari Electronic System for Travel Authorization (ESTA) milik Amerika Serikat.
Pada tahun 2024, jumlah wisatawan asing yang mengunjungi Jepang mencapai 36,87 juta orang, meningkat 47,1 persen dari tahun sebelumnya dan mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Pemerintah Jepang menargetkan angka kunjungan wisatawan asing mencapai 60 juta orang pada tahun 2030.
Warga 71 Negara Akan Wajib Daftarkan Data Pribadi Sebelum Terbang
Melalui sistem baru ini, wisatawan dari negara-negara yang dibebaskan dari kewajiban visa untuk kunjungan jangka pendek akan diminta mengirimkan informasi perjalanan dan data pribadi seperti nama, tujuan kunjungan, dan lokasi selama berada di Jepang.
Informasi tersebut harus dikirimkan setidaknya beberapa hari sebelum keberangkatan ke Jepang.
Badan Layanan Imigrasi Jepang akan memverifikasi data tersebut sebelum keberangkatan dilakukan.
Jika ditemukan riwayat kriminal atau pelanggaran imigrasi sebelumnya di Jepang, maka wisatawan yang bersangkutan dapat dilarang menaiki pesawat menuju Jepang.
Kementerian Luar Negeri Jepang menyebutkan saat ini terdapat 71 negara dan wilayah yang dibebaskan dari kewajiban visa jangka pendek, termasuk Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Sistem ESTA sendiri diperkenalkan oleh Amerika Serikat pada tahun 2001 pasca serangan teroris 11 September, dan sejak itu diadopsi oleh negara lain seperti Kanada.
Sebagai bagian dari peningkatan efisiensi proses, badan imigrasi Jepang juga mempertimbangkan langkah-langkah tambahan seperti pemanfaatan teknologi digital dan penghapusan prosedur tatap muka dalam sistem prapenyaringan.
- Penulis :
- Balian Godfrey