
Pantau - Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, secara resmi menetapkan ritual budaya Sembahyang Rebut (Chit Nyet Pan) sebagai agenda wisata tahunan untuk menarik wisatawan mancanegara dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya sektor UMKM.
Tradisi Tionghoa yang Diangkat Jadi Atraksi Budaya
Sembahyang Rebut merupakan tradisi masyarakat Tionghoa di Pulau Belitung yang dilaksanakan setiap bulan ketujuh dalam penanggalan Imlek.
Ritual ini dimulai dengan doa bersama untuk mendoakan arwah leluhur, dilanjutkan dengan "rebutan" sajian dan persembahan yang diyakini membawa berkah.
Tradisi ini telah berlangsung secara turun-temurun dan menjadi salah satu atraksi budaya unik di wilayah tersebut.
"Penetapan Sembahyang Rebut sebagai agenda wisata diharapkan mampu menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, sekaligus meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat, terutama pelaku UMKM," kata Bupati Belitung Timur Kamarudin Muten di Koba, Senin.
Dorong Pariwisata, Ekonomi, dan Edukasi Budaya
Perayaan Sembahyang Rebut tahun ini tidak hanya diikuti oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga dihadiri oleh ratusan warga dari berbagai etnis.
"Budaya dan ekonomi bisa berjalan beriringan, itulah yang ingin kita capai melalui penetapan agenda wisata ini," ujar Kamarudin.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah telah meminta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata untuk mengemas acara ini secara lebih terencana, agar promosi dan pelaksanaan dapat dilakukan secara maksimal.
Selain sebagai bentuk pelestarian budaya, Sembahyang Rebut juga menampilkan keunikan lokal dan mendorong kolaborasi lintas komunitas.
Pemerintah daerah menegaskan komitmennya agar tradisi ini tidak hanya menjadi tontonan, tetapi juga berfungsi sebagai sarana edukasi budaya bagi generasi muda.
Nilai-nilai kearifan lokal diharapkan dapat terus diwariskan melalui penyelenggaraan rutin tradisi ini.
Kamarudin menekankan bahwa pelaksanaan Sembahyang Rebut harus tetap mengedepankan aspek budaya, sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Ia juga berharap, dengan pengemasan yang lebih profesional, Sembahyang Rebut dapat masuk ke dalam kalender kegiatan nasional dan menjadi daya tarik utama sektor pariwisata budaya di Bangka Belitung.
- Penulis :
- Aditya Yohan