Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

China Bantah Tuduhan Distorsi Perdagangan Global di KTT G7: Kami Bukan Ancaman, Tapi Mitra Global

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

China Bantah Tuduhan Distorsi Perdagangan Global di KTT G7: Kami Bukan Ancaman, Tapi Mitra Global
Foto: China Bantah Tuduhan Distorsi Perdagangan Global di KTT G7: Kami Bukan Ancaman, Tapi Mitra Global(Sumber: ANTARA/Desca Lidya Natalia)

Pantau - Pemerintah China membantah keras pernyataan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 2025 yang menuduh Beijing menyebabkan distorsi perdagangan global melalui kelebihan kapasitas industri dan subsidi besar-besaran.

Dalam tanggapan resminya, China menyatakan "Kami menyatakan ketidakpuasan yang kuat dan penentangan tegas terhadap pernyataan yang tidak berdasar dan bias yang mencerminkan standar ganda."

Von der Leyen Soroti Dominasi Industri China

Pernyataan Ursula von der Leyen disampaikan dalam KTT G7 yang digelar pada 15–17 Juni 2025 di Kananaskis, Alberta, Kanada. Pertemuan tersebut dihadiri oleh tujuh negara maju—Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat—serta Presiden Komisi Eropa.

Von der Leyen menyoroti dampak aksesi China ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada 2001, yang menurutnya memicu arus besar ekspor murah dari China dan menyebabkan turunnya lapangan kerja manufaktur di Eropa dan AS.

Ia juga memperingatkan bahwa China mengancam akan membatasi ekspor tujuh mineral tanah jarang penting, dan menyerukan agar G7 bersatu menghadapi "kejutan China baru".

China Balik Menuduh Uni Eropa Lakukan Proteksionisme

China menegaskan bahwa kebijakan industrinya sesuai aturan WTO dan "mengandalkan kemampuan mereka sendiri, bukan subsidi".

"Industri China berkembang pesat karena kerja keras dalam inovasi, rantai industri mapan, persaingan pasar yang penuh, dan sumber daya manusia melimpah."

China menambahkan bahwa subsidi yang diberikan adalah bagian dari kebijakan sah untuk mendukung transformasi hijau dan transisi energi global. Sektor energi barunya diklaim telah berkontribusi besar terhadap aksi iklim internasional.

Mengenai tuduhan kelebihan kapasitas, Beijing menyebut hal itu hanyalah dalih negara-negara tertentu yang takut bersaing secara sehat.

"Masalahnya bukan kelebihan kapasitas, tetapi kecemasan yang berlebihan."

China juga menyoroti fakta bahwa Uni Eropa sendiri memberikan subsidi besar untuk industri dalam negeri, termasuk kebijakan “preferensi Eropa”.

Dari tahun 2021 hingga 2030, UE disebut telah mengalokasikan lebih dari 1,44 triliun euro untuk subsidi industri, dengan 300 miliar euro telah digelontorkan pada 2024 saja.

"Jika Uni Eropa ingin meningkatkan pertumbuhan dan daya saingnya, maka harus meninggalkan standar ganda dan bersikap lebih terbuka terhadap kerja sama," tegas pernyataan resmi China.

China Tegaskan Sikap Soal Ekspor Tanah Jarang

Menanggapi tuduhan pembatasan ekspor tanah jarang, China menegaskan bahwa semua kebijakan ekspornya dijalankan sesuai peraturan pengendalian barang penggunaan ganda dan tidak menargetkan negara tertentu.

"China telah menyetujui sejumlah aplikasi lisensi ekspor yang sesuai aturan dan akan terus meninjau ekspor secara sah."

Sebagai pemilik 60 persen pasokan global dan 90 persen kapasitas pemrosesan tanah jarang dunia, posisi strategis China dalam rantai pasok global menjadi sorotan G7.

Seruan untuk Kerja Sama, Bukan Konfrontasi

Menutup tanggapannya, China menyatakan tetap membuka diri untuk menjalin kerja sama ekonomi dan perdagangan yang setara dengan Uni Eropa.

"China dengan tegas menentang segala upaya untuk merugikan hak pembangunan kami atau menegaskan kepentingan sendiri dengan mengorbankan China."

Pemerintah China berharap Uni Eropa bersedia menciptakan lingkungan bisnis yang "terbuka, transparan, tidak diskriminatif, dan saling menguntungkan".

Penulis :
Balian Godfrey
Editor :
Tria Dianti