
Pantau - Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, memperingatkan bahwa rezim nonproliferasi nuklir global berada di ambang kehancuran jika diplomasi tidak segera dihidupkan kembali setelah serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran.
Dampak Serangan dan Potensi Krisis Global
Grossi menyatakan bahwa situasi saat ini merupakan titik kritis bagi stabilitas keamanan global.
"Rezim nonproliferasi nuklir yang menjadi penopang keamanan internasional selama lebih dari setengah abad kini berada di ujung tanduk. Peristiwa-peristiwa dramatis di Iran menjadi kian serius dengan rentetan pengeboman yang terjadi tadi malam dan potensi meluasnya konflik", ungkapnya.
Ia menambahkan, masih ada jalan untuk dialog jika jendela diplomasi dimanfaatkan dengan bijak.
"Kita masih memiliki peluang untuk kembali ke jalur dialog dan diplomasi. Jika jendela peluang ini tertutup, kekerasan dan kehancuran dapat mencapai tingkat yang tak terbayangkan, dan rezim nonproliferasi global seperti yang kita kenal saat ini bisa runtuh dan hancur", tegas Grossi.
Serangan udara Amerika Serikat menyebabkan kerusakan fisik di tiga situs utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Di Fordow, kawah besar ditemukan diduga akibat amunisi penembus bunker, namun kerusakan di bawah tanah masih belum bisa dipastikan.
Di Isfahan, beberapa bangunan tambahan rusak, termasuk pintu masuk ke terowongan penyimpanan uranium. Sedangkan di Natanz, Fasilitas Pengayaan Bahan Bakar menjadi target utama.
Seruan Menjaga Stabilitas dan Menahan Diri
Grossi menegaskan bahwa tidak ada kebocoran zat radioaktif yang terdeteksi sejauh ini. Iran juga melaporkan tidak ada peningkatan level radiasi di luar ketiga situs tersebut.
Meskipun demikian, IAEA memperingatkan bahwa serangan terhadap fasilitas nuklir sangat berisiko menimbulkan kebocoran bahan radioaktif dengan dampak lingkungan dan kesehatan yang serius.
Grossi menyerukan kepada semua pihak agar menahan diri dan mengedepankan diplomasi.
"Jangan tutup peluang diplomasi. Jangan biarkan rezim nonproliferasi kandas. Terlepas dari posisi dan pandangan masing-masing individu, satu hal yang pasti, dan ini adalah kebenaran yang sederhana: hidup kita tidak akan menjadi lebih aman jika ada lebih banyak senjata nuklir di lebih banyak negara di seluruh dunia", tutupnya.
- Penulis :
- Balian Godfrey