Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Iran Tuduh Direktur IAEA Khianati Tugas Terkait Serangan AS dan Israel ke Fasilitas Nuklir

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Iran Tuduh Direktur IAEA Khianati Tugas Terkait Serangan AS dan Israel ke Fasilitas Nuklir
Foto: Iran Tuduh Direktur IAEA Khianati Tugas Terkait Serangan AS dan Israel ke Fasilitas Nuklir(Sumber: ANTARA/Anadolu/py/am.)

Pantau - Pemerintah Iran menuduh Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, telah mengkhianati tugasnya menyusul desakan untuk mengunjungi fasilitas nuklir Iran yang sebelumnya menjadi sasaran serangan udara Amerika Serikat.

Iran Nilai Kunjungan IAEA Tak Netral dan Berbahaya

Dalam pernyataan resminya, Iran mengecam keras langkah Grossi dan menyatakan bahwa permintaan kunjungan ke fasilitas nuklir yang dibom tidak memiliki dasar keamanan yang jelas.

"Desakan Grossi untuk mengunjungi fasilitas (nuklir) yang dibom dengan dalih perlindungan tidak ada artinya, dan bahkan mungkin bermaksud jahat. Iran berhak untuk mengambil langkah apa pun untuk membela kepentingannya, rakyatnya, dan kedaulatannya," tegas pernyataan tersebut.

Iran menyalahkan IAEA atas situasi yang dianggapnya sebagai bentuk tekanan politik bertopeng diplomasi.

"IAEA dan Direktur Jenderalnya (Rafael Grossi) bertanggung jawab penuh atas keadaan yang menyedihkan ini," lanjut Iran.

Serangan AS-Israel dan Retaliasi Iran, Parlemen Cabut Kerja Sama

Konflik Iran-Israel berlangsung selama 12 hari sejak 13 Juni 2025, setelah Israel meluncurkan serangan terhadap fasilitas militer, nuklir, dan sipil di Iran, menewaskan setidaknya 606 orang dan melukai lebih dari 5.300 lainnya.

Amerika Serikat turut melakukan pemboman terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—pada 22 Juni.

Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal dan drone ke wilayah Israel, menewaskan 29 orang dan menyebabkan lebih dari 3.400 korban luka.

Gencatan senjata baru diberlakukan sejak 24 Juni, dimediasi oleh Amerika Serikat.

Merespons situasi tersebut, Parlemen Iran mengesahkan undang-undang untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA sampai ada jaminan keamanan menyeluruh terhadap fasilitas nuklir Iran.

Iran juga menuding Grossi berperan dalam memfasilitasi tekanan internasional dan serangan militer terhadap negaranya.

“Melalui tindakan jahat ini, ia secara langsung memfasilitasi penerapan resolusi bermotif politik terhadap Iran oleh Dewan Gubernur IAEA serta pemboman ilegal Israel dan AS terhadap fasilitas nuklir Iran… dalam pengkhianatan yang mencengangkan terhadap tugasnya,” demikian bunyi pernyataan Iran.

Ketegangan semakin memuncak setelah pada 12 Juni, Dewan Gubernur IAEA secara resmi menyatakan bahwa Iran melanggar kewajiban nonproliferasi untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade.

Penulis :
Aditya Yohan