
Pantau - Gelombang panas ekstrem melanda sejumlah provinsi dan daerah di China dalam beberapa hari terakhir, memicu lonjakan konsumsi dan aktivitas dalam sektor ekonomi pendinginan atau cooling economy.
Suhu tinggi yang melanda selama musim liburan musim panas memengaruhi pola aktivitas masyarakat, terutama dalam memilih destinasi dan jenis rekreasi yang menawarkan kesejukan.
Fenomena ini terlihat jelas di berbagai kota besar di China.
Wisata Musim Panas Beralih ke Arena Sejuk dan Objek Wisata Air
Di Nanjing, Provinsi Jiangsu, anak-anak terlihat bermain dan berseluncur di arena seluncur dalam ruangan pada 13 Juli 2025, sebagai alternatif kegiatan rekreasi yang aman dari suhu ekstrem.
Sementara itu, di Kawasan Baru Binhai, Tianjin, wisatawan memadati taman air, seperti tergambar dalam foto udara yang diambil menggunakan drone pada 12 Juli 2025.
Keramaian serupa juga terlihat di Kota Rongcheng, Provinsi Shandong, di mana wisatawan memenuhi area wisata lokal pada 13 Juli 2025.
Masih di Provinsi Shandong, hutan bambu di Wilayah Yinan, Linyi, menjadi daya tarik utama para wisatawan yang mencari kesejukan alami.
Beberapa pengunjung juga menikmati kegiatan arung jeram di kawasan wisata alam Linyi pada hari yang sama.
Tidak hanya itu, di Wilayah Zhengding, Shijiazhuang, Provinsi Hebei, masyarakat memilih bermain ski di lereng buatan sebagai bagian dari rekreasi dingin yang kini makin diminati.
Pertumbuhan Cooling Economy dan Respons terhadap Perubahan Iklim
Seluruh aktivitas tersebut mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap layanan dan fasilitas yang terkait dengan penyejukan atau pendinginan.
Fenomena ini menandakan pertumbuhan signifikan dalam sektor cooling economy China yang muncul sebagai respons langsung terhadap dampak perubahan iklim dan suhu ekstrem yang semakin sering terjadi.
Potensi sektor ini diprediksi akan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan publik akan lingkungan yang lebih nyaman dan aman dari cuaca ekstrem.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf