
Pantau - Pemerintah Spanyol secara resmi mengumumkan serangkaian kebijakan tegas terhadap Israel, termasuk embargo senjata, sebagai bentuk respon atas eskalasi militer di Gaza yang telah menewaskan puluhan ribu warga sipil Palestina.
Embargo Senjata dan Sanksi Transportasi Disiapkan
Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, menyampaikan pengumuman tersebut dalam pidato yang disiarkan langsung dari kediaman resminya di Palacio de la Moncloa pada Senin, 8 September 2025.
Dalam pidatonya, Sanchez menguraikan sembilan langkah kebijakan yang akan diambil pemerintah Spanyol terkait Israel.
Langkah paling signifikan adalah pemberlakuan embargo senjata terhadap Israel, yang akan dikukuhkan melalui dekret kabinet pada Selasa, 9 September 2025.
Selain embargo senjata, Spanyol juga akan menutup wilayah udara dan pelabuhan bagi pesawat pengangkut senjata ke Israel, serta melarang kapal pengangkut bahan bakar yang ditujukan untuk angkatan bersenjata Israel.
Larangan Produk Permukiman dan Dukungan UNRWA Ditingkatkan
Langkah lain yang diumumkan termasuk pelarangan produk asal permukiman ilegal Israel serta peningkatan pendanaan bagi Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).
Pedro Sanchez menyatakan bahwa meskipun kebijakan tersebut mungkin belum cukup untuk menghentikan kekerasan, namun tetap diperlukan sebagai bentuk tekanan internasional terhadap Israel.
"Langkah-langkah ini bertujuan menambah tekanan terhadap Israel dan membantu meringankan penderitaan rakyat Palestina," ungkapnya dalam pidato resmi.
Latar Belakang: Serangan Intensif Israel dan Tingginya Korban Sipil
Kebijakan ini diambil menyusul berlanjutnya operasi militer besar-besaran Israel di Gaza yang dimulai sejak 18 Maret 2025.
Menurut data otoritas kesehatan Gaza per 7 September 2025, jumlah warga Palestina yang tewas sejak Oktober 2023 telah mencapai 64.455 jiwa, dengan 162.776 orang terluka.
Khusus sejak operasi terbaru pada Maret 2025, terdapat 11.911 korban tewas dan 50.735 korban luka-luka akibat serangan intensif Israel.
Kebijakan Spanyol ini menandai posisi tegas dari salah satu negara Uni Eropa terhadap agresi Israel di Gaza, serta memperkuat tekanan diplomatik dan ekonomi di tengah desakan internasional untuk gencatan senjata dan perlindungan warga sipil.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti