
Pantau.com - Pemerintah Venezuela memukul balik Juan Guaido, yang mendeklarasikan diri sebagai presiden sementara, pada Selasa (29 Januari 2019).
Mahkamah Agung menyetujui permintaan Jaksa Agung Venezuela Tarek Saab untuk mengadakan investigasi pendahuluan terhadap Guaido atas tuduhan bahwa ia telah membantu negara-negara asing campur tangan dalam urusan dalam negeri Venezuela. Mahkamah juga memberlakukan larangan bepergian atas pemimpin yang berusia 35 tahun itu dan membekukan rekening-rekeningnya.
Tindakan itu diambil karena ada peringatan dari Washington mengenai konsekuensi serius jika hal itu dilakukan. Mahkamah juga mengatakan kejaksaan bisa menyelidiki Guaido.
Baca juga: Unjuk Rasa di Jalur Gaza Bergejolak Beri Dukungan pada Presiden Venezuela
Sebagai anggota parlemen yang memimpin Majelis Nasional, Guaido memiliki kekebalan dari tuntutan jika tidak ada perintah pengadilan tinggi. Tetapi Mahkamah Agung yang beranggota 32 orang itu setia kepada Maduro dan bergerak cepat untuk melakukan penyelidikan.
Langkah itu juga merupakan balasan atas memberlakuan sanksi-sanksi Amerika Serikat atas perusahaaan minyak milik Venezuela, PDVSA. Dengan berlakunya sanksi, perusahaan minyak negara kemungkinan tidak dapat memenuhi kontrak dengan para perusahaan pembeli di Amerika Utara, kata pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.
Sanksi Washington bertujuan untuk menekan Maduro mundur dari kekuasaan. Selama pemerintahan Maduro, ekonomi Venezuela mengalami keruntuhan dan jutaan warga Venezuela berbondong-bondong pergi ke negara-negara tetangga dalam beberapa tahun belakangan.
Baca juga: Terungkap, Niat Trump Intervensi Militer di Venezuela Sudah Ada Sejak Awal Januari
Sanksi AS juga memicu harga minyak dunia naik, kemarahan dari China dan Rusia, dan langkah-langkah serius terhadap Guaido sejak ia menantang klaim Maduro menang dalam pemilihan presiden dan menjadi presiden untuk periode kedua pekan lalu.
Menanggapi hal itu, penasihat keamanan nasional AS John Bolton dalam cuitan di Twitter memperingatkan konsekuensi serius bagi mereka yang berusaha menumbangkan demokrasi dan mencederai Guaido, dan mengatakan Saab sebagai mantan jaksa agung Venezuela yang tak sah.
- Penulis :
- Noor Pratiwi