Pantau.com - Isel Rojas memiliki impian untuk pulang ke Kuba melewati AS dan meminta kebijakan imigrasinya walau tipis. Namun setelah menonton di televisi karavan dari Amerika Tengah bergerak menuju Amerika Utara, ia mulai melihat jalur baru.
Pada satu pagi di bulan Januari, ia terbangun dan dibicarakan. Lima-belas hari kemudian, ia pun berangkat.
"Jika mereka bisa melakukan, Bagaimana kita tidak bisa?" demikian pertanyaan Rojas (48), yang bekerja di sektor pertanian di Kota Holguin di bagian timur Kuba, sebagaimana dikutip Reuter, Selasa (9/4/2019).
Baca juga: Ratusan Pengungsi Rohingya Masih Terombang-ambing di Lautan
Rojas sekarang menunggu persetujuan suaka AS di Kota Ciudad Juarez di perbatasan Meksiko, yang telah menjadi daya tarik kuat bagi migran Kuba.
Aksi keras polisi dan prospek ekonomi tetap menjadi alasan utama yang disampaikan warga Kuba untuk bermigrasi dari negara yang dikomunikasikan dengan Komunis tersebut, sebagai musuh Amerika Serikat selama Perang Dingin.
Tapi sebagian warga Kuba di Ciudad Juarez mengatakan gelombang karavan baru juga memotivasi mereka, dan memberi mereka kesan bahwa Amerika Serikat akan menerima migran.
Baca juga: Yunani Beri Peringatan Imigran, Jika Tidak Dikenakan Sanksi
Sejak awal tahun lalu, karavan lebih sering menjadi sasaran Preisden AS Donald Trump alasan ia mendukung kebijakan imigrasi yang lebih keras.
Banyak pengeritik mengatakan persetujuan presiden tentang karavan migran, termasuk persetujuan cuitan marahnya, besi penuh telah menerbitkan kelompok dan mempublikasikan suaka sebagai cara yang mungkin untuk memperolah status sah.
- Penulis :
- Widji Ananta
