Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Turki Nyatakan Siap Beli S-400 Rusia di Tengah Ancaman Rudal

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Turki Nyatakan Siap Beli S-400 Rusia di Tengah Ancaman Rudal

Pantau.com - Dalam kurun satu tahun ini, Amerika Serikat telah mencoba menekan Turki untuk membatalkan kesepakatan pembelian sistem pertahanan canggih pesawat buatan Rusia, namun Ankara tampaknya bersedia untuk membeli senjata itu.

Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu, pada Minggu, 26 Mei 2019, mengatakan alasan di balik pembelian sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia, adalah ancaman serangan rudal jarak jauh.

"Kita memang tidak memiliki kekuatan dan kepercayaan diri di masa lalu, tapi hari ini kita memiliki keduanya. Mereka bisa menyerang setiap lokasi di Turki dengan rudal jarak jauh," tambahnya.

Baca juga: Tolak Jual Sistem Rudal, AS Terima Ancaman Nyata dari Turki

Melansir Sputnik, Senin (27/5/2019), S-400 diyakini sebagai salah satu sistem pertahanan udara paling maju di dunia, yang mampu menembakan tiga jenis rudal dengan jarak pendek-sedang-panjang.

Sistem tersebut dapat mengatasi berbagai target, termasuk pesawat jammers, pesawat pengintai, rudal jelajah, dan rudal balistik jarak pendek.

Rusia telah memasok empat baterai S-400 untuk Turki, yang merupakan anggota NATO, di bawah kesepakatan senilai USD2,5 miliar. Washington khawatir bahwa mengintegrasikan S-400 dengan sistem pertahanan udara NATO akan membantu Rusia mengumpulkan data tentang operasi aliansi serta jet tempur paling maju.

Turki berpendapat bahwa pembelian senjata itu dimaksudkan guna memenuhi kebutuhan pertahanan dan diarahkan balik ke Amerika Serikat maupun NATO.

Baca juga: Trump-Erdogan Bahas Pembentukan Sistem Pertahanan Rudal Rusia S-400

Administrasi Trump berulang kali memperingatkan Turki terhadap pembelian senjata Rusia, dengan mengancam sanksi di bawah Countering America's Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA).

Pekan lalu, pembuat undang-undang AS memperkenalkan undang-undang varu dengan peraturan yang mendesak pemerintah Turki untuk meninggalkan rencana atau kehilangan F-35, tapi Ankara sejauh ini menolak tekanan tersebut.

Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar meyakinkan bahwa S-400 tidak akan dimasukkan ke dalam sistem militer NATO aktif.

rn
Penulis :
Noor Pratiwi