
Pantau.com - Amerika Serikat terus mengumpulkan pasukan militer di sekitar kawasan Iran, menyusul insiden pembajakkan kapal tanker di dekat Selat Hormuz dan ancaman operasi pasukan AS di Timur Tengah.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, salah satu arsitek kebijakan garis keras terhadap Iran, telah menyampaikan pesan bahwa kematian seorang anggota militer AS akan memicu respons militer, seperti dilaporkan Washington Post yang dilansir dari Sputnik, Rabu (19/6/2019).
Menurut surat kabar tersebut, satu pesan seperti itu dikirim selama kunjungan mendadak Pompeo ke Irak Baghdad, setelah Gedung Putih menerima informasi jika Iran mulai mengancam AS di Timur Tengah.
Baca juga: Iran Bakal Perang dengan AS? Ini Kata Presiden Hassan Rouhani
Seseorang yang mengetahui situasi tersebut dikutip mengatakan bahwa para pejabat Pentagon, termasuk Penjabat Menteri Pertahanan Patrick Shanahan.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, mantan direktur Central Intelligence Agency (CIA), selama konferensi pers Presiden AS Donald Trump di pertemuan puncak kepala negara dan pemerintahan NATO, Brussels
Namun, kepergian Shanahan yang akan datang dari Pentagon dipahami telah menimbulkan kekhawatiran bahwa administrasi Trump yang lebih agresif akan mendorong militer ke samping dan melibatkannya dalam eskalasi lebih lanjut dari konflik.
Jenderal Paul Selva, perwira militer degan pangkat kedua tertinggi di negara itu, memperingatkan bahwa Iran datang setelah warga AS dan memulai ancaman nyata.
Baca juga: Rusia Ikut Buka Suara Soal Rencana Pengiriman Militer AS ke Timteng
"Bukti mengarah ke Iran. Satu-satunya pelaku di daerah yang memiliki motif untuk melakukannya adalah Iran," kata Selva kepada wartawan.
“Sejarah kami di wilayah ini adalah kami telah mengancam akan menanggapi dan tidak menanggapi. Ini akan menjadi kesalahan perhitungan pada pihak Iran untuk percaya bahwa itu akan bertahan. "
Pada hari Senin, Pentagon memberikan lampu hijau untuk pengiriman 1.000 tentara tambahan ke Timur Tengah, setelah pembangunan militer bulan lalu. Langkah itu terjadi beberapa hari setelah dua tanker minyak dilanda ledakan di Teluk Oman dekat Selat Hormuz. Amerika Serikat dengan cepat menuduh Iran menyerang kapal-kapal itu, tetapi Teheran menyangkal semua tuduhan.
rn- Penulis :
- Widji Ananta