
Pantau.com - Pilot dari Malaysian Airlines dengan nomor penerbangan MH370, dikatakan telah menderita depresi usai berpisah dengan istrinya dan merencanakan untuk mengakhiri hidupnya dengan menabrakkan pesawat, menurut sebuah laporan baru yang menunjukan pilot itu sengaja mencekik seluruh penumpang dan awak kabin untuk memastikan tidak ada yang ikut campur tangan.
Teori baru tentang hilangnya MH370 mengklaim kapten dengan sengaja menghancurkan pesawat usai membunuh semua orang di kabin dengan menggunakan depressurisasi. Depresurisasi sendiri adalah situasi di mana tekanan udara berkurang yang biasa terjadi di dalam kabin pesawat.
Menurut mantan koresponden untuk The Antlantic dan salah satu otoritatif dan penulis penerbangan yang dihormati, menurut Daily Beast, William Langewiesche, pilot berusia 53 tahun yang bernama Zaharie Ahmad Shah berpisah dengan istrinya sesaat sebelum insiden perselingkuhannya dengan pramugari, seperti dilansir Sputnik, Rabu (18/6/2019).
Baca juga: Benarkah Tragedi Hilangnya MH370 Bisa Terjadi pada Pesawat Lain?
"Pernikahan Zaharie buruk. Di masa lalu, ia tidur dengan beberapa pramugari. Namun ada apa? kita semua melakukannya," kata salah satu kolega Shah mengatakan dalam sebuah wawancara.
Beberapa koleganya mengatakan, Shah mengalami kesedihan dan kesepian yang mendalam usai perpisahan dengan istrinya. Shah dikatakan sering menghabiskan waktu menyendiri di rumah kosongnya.
Pada 8 Maret, penerbangan MH370 dilaporkan keluar dari rute yang direncanakan dari Kuala Lumpur menuju Beijing, dengan rute tajam ke bagian Barat. Menurut Business Insider, perubahan arah itu pasti akan dirasakan oleh penumpang, namun pilot dilaporkan melakukan pengurangan tekanan udara di kabin, kata Langewiesche.
"Depressurisasi disengaja menjadi cara yang jelas, dan mungkin satu-satunya untuk menghabiskan penumpang di kabin yang berpotensi sulit diatur dalam penerbangan pesawat yang akan tetap terbang selama berjam-jam," demikian spekulasi pilot Langewiesche.
Menurutnya, masker oksigen hanya berfungsi sekitar 15 menit di ketinggian 13.000 kaki. Pesawat ditahan di 40.000 kaki selama berjam-jam, ia memperkirakan, untuk memastikan penumpang kehilangan kesadaran.
Baca juga: Bagaimana Boeing Mengirim Peringatan ke Malaysia Airlines Pasca MH370
Sebuah investigasi FBI dalam simulator penerbangan pilot Shah di tahun 2016 mengungkapkan adanya kecocokan dengan penerbangan profil pilot yang kasar, yang diduga terjadi pada penerbangan MH370.
Dalam laporan Fox News, kasus serupa bunuh diri dengan pesawat telah terjadi sebelumnya. Pada Oktober 1999, pilot EgyptAir sengaja menabrakkan pesawat ke pantai Massachusetts. Pilot sebelumnya telah bertekad untuk bunuh diri.
Selain itu, Germanwings dengan nomor penerbangan 9525, dilaporkan juga menabrak Alpen Prancis di 2015, yang diyakini kasus lain dari bunuh diri menggunakan pesawat. Co-pilot juga dilaporkan memiliki rencana untuk bunuh diri.
- Penulis :
- Noor Pratiwi