Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

China Diam-diam Instal App Pengawasan dan Unduh Informasi Pribadi Turis

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

China Diam-diam Instal App Pengawasan dan Unduh Informasi Pribadi Turis

Pantau.com - Polisi perbatasan China diam-diam menginstal sebuah aplikasi pengawasan pada ponsel pengunjung dan mengunduh informasi pribadi sebagai bagian dari pengawasan intensif pemerintah dari wilayah terpencil Xinjiang.

Pemerintah China telah membatasi kebebasan di provinsi tersebut untuk penduduk Muslim lokal, dengan memasang kamera pengenalan wajah di jalanan dan masjid, yang memaksa masyarakat untuk mengunduh perangkat lunak tersebut.

Sebuah investigasi yang dilakukan oleh The Guardian dan mitra internasional telah menemukan fakta bahwa wisatawan menjadi target ketika memasuki wilayah tersebut dari Kyrgyzstan. Penjaga perbatasan memeriksa ponsel mereka dan diam-diam menginstal sebuah aplikasi yang menunduh informasi seperti email, pesan, kontak, serta informasi lainnya.

Wisatawan mengatakan, mereka tidak pernah menerima peringatan dari pihak berwenang mengenai perangkat lunak tersebut, atau informasi mereka yang diunduh otoritas setempat.

Investigasi yang dilakukan bersama dengan Süddeutsche Zeitung dan The New York Times, telah menemukan bahwa orang-orang menggunakan perbatasan Irkeshtam untuk menyebrang negara itu secara rutin akan dilakukan pemeriksaan pada ponsel masing-masing.

Baca juga: Helikopter Z-20 China Kini yang Semakin Menggila

Edin Omanivic, anggota dari grup Privacy International menggambarkan temuan tersebut sangatlah mengkhawatirkan karena jika ditemukan aplikasi atau artikel yang salah, bisa membuat pemiliknya berakhir di kamp penahanan, seperti dilansir The Guardian, Selasa (9/7/2019).

Analisis yang dilakukan oleh The Guardian, akademisi dan ahli cybersecurity menunjukkan aplikasi itu dirancang oleh sebuah perusahaan China, yang mencari ponsel Android dalam daftar besar pihak berwenang. Hal tersebut terkait dengan ekstremisme Islamis, termasuk majalah berbahasa Inggris, Inspire, yang diproduksi oleh Al Qaeda di Semenanjung Arab, dan berbagai operasi senjata manual.

Aplikasi pengawasan itu juga mencari informasi tentang materi lainnya, seperti jadwal puasa Ramadhan hingga literatur Dalai Lama, termasuk musik band metal asal Jepang, Unholy Grave. File lain yang termasuk dalam daftar adalah paduan mandiri The 33 Strategies of War yang ditulis oleh penulis Amerika Serikat, Robert Greene.

Sekitar 100 ribu orang mengunjungi wilayah Xinjiang setiap tahunnya, menurut pihak berwenang China. Itu termasuk wisatawan domestik dan asing, yang sebagian besar masuk dari tempat lain ke China.

Aplikasi berbahasa China yang diinstal oleh penjaga perbatasan untuk melakukan pengawasan. (Foto: Süddeutsche Zeitung)

Dalam banyak kasus, aplikasi tersebut sudah dihapus sebelum ponsel dikembalikan ke pemiliknya, namun beberapa wisatawan masih menemukan aplikasi itu di dalam ponsel mereka.

Meskipun belum ada bukti bahwa data yang digunakan otoritas untuk melacak seseorang dalam perjalanan mereka, namun informasi yang dikumpulkan memungkinkan pihak berwenang untuk menemukan seseorang jika digunakan bersama dengan rincian lokasi ponsel tersebut.

Dalam ponsel Android, aplikasi itu bernama 蜂采 (Fēng cǎi); istilah itu tidak memiliki terjemahan dalam bahasa Inggris secara langsung, tetapi berhubungan dengan 'lebah mengumpulkan madu'.

Salah satu wisatawan yang telah menyeberangi perbatasan ke Xinjiang tahun ini dengan ponsel Android, terganggu untuk melihat aplikasi yang diinstal pada telepon mereka.

Dia bercerita kepada The Guardian, telah diminta untuk menyerahkan teleponnya di pos pemeriksaan, dan dibawa ke ruangan yang terpisah. Dia dan semua wisatawan lain di pos pemeriksaan itu juga telah diminta untuk menyerahkan nomor PIN mereka kepada para pejabat, dan telah menunggu sekitar satu jam untuk mendapatkan ponsel mereka kembali.

Baca juga: Pesawat Rover Rampung, China Siap Jelajahi Mars pada 2020

Sebelumnya, ia telah diberitahu oleh agen perjalanan internasional dan informasi wisata di Kyrgyzstan bahwa sesuatu akan terjadi dengan telepon di perbatasan. Semua aplikasi telah terinstal dikonfirmasi oleh tim investigasi The Guardian dan mitranya berada di ponsel Android, tetapi wisatawan melaporkan bahwa iPhone juga diambil oleh petugas.

"Ini adalah contoh lain mengapa rezim pengawasan di Xinjiang adalah salah satu pelanggaran hukum paling kejam di dunia," ucap Omanovic.

Maya Wang, peneliti senior China di Human Rights Watch, mengatakan sudah tahu bahwa warga Xinjiang, terutama Muslim Turki, adalah sasaran Round-the-Clock dan Multidimensional pengawasan di wilayah tersebut.

"Apa yang anda temukan melampaui itu. Ini menunjukkan bahwa orang asing bahkan mengalami pengawasan massa dan melanggar hukum itu," ucapnya.

Analisis perangkat lunak, Süddeutsche Zeitung, Ruhr-University Bochum dan perusahaan CyberSecurity Jerman Cure53 mengatakan aplikasi itu dirancang untuk mengunggah informasi seperti email ke server di kantor perbatasan.

Sebelumnya pemerintah Cina telah mempertahankan pengawasan berteknologi tinggi warga negara di Xinjiang, dan mengatakan telah meningkatkan keamanan di wilayah tersebut.

Penulis :
Noor Pratiwi