
Pantau.com - Investigasi dan badan-badan intelijen India kemungkinan akan berada dalam keadaan siaga tinggi.
Pasalnya, pesan video terbaru pimpinan al-Qaeda Ayman al-Zawahiri kepada para separatis di Lembah Kashmir utara untuk mendarahi ekonomi India melalui serangan teror yang tak henti-hentinya.
rnrn#Separatists, #PakistanArmy, ISI & #AlQaeda... who the hell are they to liberate #Kashmir! The #Valley is not their fiefdom to rule upon and exploit.
— NooriBadat (@NooriBadat) 10 Juli 2019
Let us live in peace for once, this is the only wish of each #Kashmiri. pic.twitter.com/xyEfIIVuNx
Baca juga: Aneh tapi Nyata! Jenazah Tiba-tiba Hidup Lagi saat Akan Dikubur, Kok Bisa?
Rekaman video yang dirilis melalui sayap media al-Qaeda menunjukkan Ayman al-Zawahiri berbicara kepada audiens yang dituju dalam bahasa Arab.
“(Saya) dari pandangan bahwa mujahidin (pejuang kemerdekaan) di Kashmir - setidaknya pada tahap ini - harus dengan satu pikiran saja berfokus pada menimbulkan pukulan yang tak henti-hentinya terhadap Angkatan Darat dan pemerintah India, sehingga dapat merusak ekonomi India dan membuat India menderita kerugian yang berkelanjutan dalam tenaga kerja dan peralatan," lapor The Times of India yang dikutip dari Sputnik, Kamis (11/7/2019).
Netizens yang mengetahui hal itu dengan cepat merasa dalam kecemasan yang tinggi. Pasalnya Zawahri adalah mantan ahli bedah Mesir ini dan sekarang salah satu teroris paling dicari di dunia, yang diduga bersembunyi di Pakistan.
Baca juga: Aktris Bollywood Ini Pantik Emosi di India, Ngaku Diperkosa Lewat Mata
Namun, ada juga kritik terhadap The Times of India yang menerbitkan berita tersebut. Kemudian juga menegus badan intelijen utama Pakistan - Inter-Services Intelligence (ISI) karena gagal menangkap Kashmir, Zawahiri.
Zawahiri, bagaimanapun, tidak menyebutkan nama-nama Kashmir, tetapi pada akhir video, gambar-gambar teroris yang dibunuh Musa, Burhan Wani (seorang komandan Hizb-ul-Mujahidin) dan Afzal Guru (anggota Jaish-e-Mohammad yang digantung karena perannya dalam serangan teror Desember 2001 di Parlemen India).
- Penulis :
- Widji Ananta