Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Manifesto Penembak Jerman: Supremasi Kulit Putih hingga Teori Konspirasi

Oleh Kontributor NPW
SHARE   :

Manifesto Penembak Jerman: Supremasi Kulit Putih hingga Teori Konspirasi

Pantau.com - Seorang pria yang menembak mati sembilan orang di cafe shisha di Hanau, Jerman, telah menulis manifesto termasuk teori konspirasi dan pandangan yang sangat rasis. Menurut para ahli ini menjadi serangkaian serangan global yang dimotivasi oleh ideologi nasionalis kulit putih.

Pelaku penembakan merupakan warga Jerman yang diidentifikasi sebagai Tobiah Rathjen, ditemukan tewas di rumahnya usai melakukan penembakan pada Rabu malam (19/2). Polisi kemudian menemukan manifesto online yang ditulis Tobias di web pribadi.

"Pada halaman beranda, dia telah memasang pesan video dan semacam manifesto yang mengaburkan pikiran, dan teori konspirasi yang tidak masuk akal, menunjuk pada pandangan yang sangat rasis," kata Jaksa Agung Peter Frank, dikutip Reuters.

Jika dilihat dalam manifesto online dan dokumen kepolisian, pria berusia 43 tahun itu tampaknya terobsesi dengan Amerika dan teori konspirasi di negeri Paman Sam. Sebuah video yang diunggah ke YouTube dan situs webnya menggambarkan sebuah konspirasi tentang pelecehan dan penyiksaan anak-anak di lokasi rahasia di Amerika.

Baca juga: Penembakan di Cafe Shisha Jerman, 9 Orang dan Pelaku Tewas

Dilansir dari The Guardian, para ahli dalam bidang ekstremisme global mengatakan, manifesto itu terhubung dengan beberapa konspirasi baru-baru ini yang populer dengan sayap kanan Amerika, termasuk konspirasi "Pizzagate".

Konsipirasi Pizzagate mendorong seorang pria bersenjata di AS menyerbuu sebuah restoran pizza populer di Washington DC pada 2018, yang percaya bahwa itu adalah pusat dari lingkaran pelecehan anak rahasia yang dijalankan oleh politisi Demokrat tingkat tinggi. Dalam insiden itu, pria bersenjata menembak secara membabi-buta ke dalam restoran, tapi tidak ada yang terluka.

Selain itu, Tobias juga pernah menuliskan sekitar 24 halaman dokumen yang berisi tentang keinginannya untuk melenyapkan 20 negara di dunia, termasuk Turki dan Israel. Perlu diketahui, lima dari sembilan korban tewas merupakan warga negara Turki. Orang-orang berlatar belakang Turki merupakan minoritas etnis tunggal terbesar di Jerman.

"Serangan di Hanau menjadi bukti bahwa teori konspirasi yang diedarkan oleh orang Amerika di negaranya, memang memiliki dampak di tempat lain," kata Dr Joan Donovan, seorang ahli teknologi dan ekstremisme online di Universitas Harvard.

Meski tidak ada bukti yang mengaitkan dugaan penyerangan Hanau dengan kelompok atau individu ekstremis, para analis mengatakan manifesto online maupun korban penembakan menegaskan bahwa serangannya merupakan bagian dari pola teror supremasi kulit putih yang sedang berlangsung.

"Dia menargetkan tempat-tempat tertentu di mana ia tahu akan menemukan imigran," kata Marilyn Mayo, seorang peneliti senior di Anti-Defamation Leagues Centre on Extremism. "Dalam aksinya, ia pergi untuk menargetkan kelompok yang menurutnya merugikan Jerman dan menghancurkan masyarakat dan budaya Jerman."

Baca juga: FBI: Teror Terhadap Supremasi Kulit Putih Meningkat di AS

Pihak berwenang Jerman menggambarkan pria bersenjata itu dimotivasi oleh "pola pikir yang sangat rasis," dan sedang menyelidiki penembakan itu sebagai tindakan terorisme domestik.

"Apa yang kita alami sekarang adalah supremasi kulit putih yang terintegrasi dalam skala global," kata Brian Levin, direktur Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme di Universitas Negeri California, San Bernardino.

Internet telah membantu para ekstrimis "nasionalis" terhubung lintas perbatasan dan menemukan tujuan bersama, mengedepankan "gagasan bahwa jika Anda bertindak dan melakukan kekerasan di satu negara, itu demi kebaikan ras kulit putih secara global," ujar Donovan, pakar Harvard di online ekstremisme.

Polisi Jerman telah mengidentifikasi sekitar 60 penganut sayap kanan sebagai individu "berbahaya" yang mampu melakukan serangan kekerasan. 

Pada Jumat pekan lalu, kepolisian Jerman berhasil menangkap 12 anggota dari ekstremis sayap kanan Jerman yang dipercaya telah mengatur serangan skala besar di beberapa masjid. Sebuah serangan serupa dengan yang terjadi di Selandia Baru tahun lalu.

Penulis :
Kontributor NPW