
Pantau.com - India saat ini menjadi negara yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19. Di India, kasus Covid-19 terus melonjak drastis.
Dalam beberapa waktu terakhir, kasus baru infeksi yang dilaporkan mencapai ratusan ribu setiap harinya. Hal itu menyebabkan runtuhnya layanan kesehatan di negeri Bollywood tersebut.
Sejumlah ahli menyebut varian baru mutasi ganda menjadi salah satu faktor pemicu munculnya gelombang kedua dahsyat di India. Sementara itu, masih ada sejumlah faktor lain yang menyebabkan lonjakan kasus.
Berikut ini hal yang perlu diketahui terkait mutasi ganda dan faktor lain yang memicu lonjakan kasus Covid-19 secara drastis di India.
Awal kemunculan mutasi ganda
Penemuan adanya mutasi baru pertama kali dilaporkan akhir tahun lalu oleh seorang ilmuwan di India dan rincian lebih lanjut disajikan di hadapan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Melansir The Asean Post, varian baru yang disebut B.1.617, awalnya terdeteksi di India dengan dua mutasi, yaitu E484Q dan L452R.
Virus bermutasi sepanjang waktu, sebagai bagian dari evolusi biologi. Beberapa mutasi melemahkan virus, sedangkan lainnya mungkin membuat virus lebih kuat dan berkembang lebih cepat yang menginfeksi lebih banyak orang.
Kementerian Kesehatan India pada akhir Maret lalu mengakui adanya keberadaan mutan ganda ini. Berdasarkan pernyataan pemerintah India pada 16 April 2021, mutasi ganda telah ditemukan di beberapa negara seperti Australia, Belgia, Jerman, Irlandia, Namibia, Selandia Baru, Singapura, Inggris dan Amerika Serikat.
Infeksi dari varian virus ini diperkirakan akan meningkat karena mempunyai dua mutasi kritis yang membuatnya lebih mungkin untuk menular dan mengurangi tingkat antibodi, meski tak sepenuhnya menghilangkan pengikatan antibodi oleh infeksi dan vaksinasi.
Warga India mulai terlena
COVID-19 di India sempat mereda, tetapi lonjakan kembali terjadi saat para ilmuwan memperkirakan herd immunity sudah hampir tercapai. Di negara tersebut kenaikan jumlah kasus kembali melonjak sangat tinggi di saat vaksinasi di sana sukses dan jumlah kasusnya turun secara drastis.
Namun hal ini diperburuk dengan banyaknya warga India yang tak lagi khawatir akan bahayanya virus tersebut. warga India lupa dan kurang waspada akibat penurunan kasus yang dirasakan. Warga India mulai terlena dengan mengendurkan protokol kesehatan.
Hal tersebut terlihat dari mulai turunnya penerapan 3M (memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan), digelarnya acara-acara besar seperti pilkada dan pernikahan yang menyebabkan minimnya jaga jarak, masih diselenggarakannya acara keagamaan dan adat, dan juga turunnya tingkat testing.
Melansir BBC, gelombang kedua infeksi Covid-19 yang mencengkeram India membuat sejumlah rumah sakit di Ibu Kota Delhi kehabisan oksigen. Akibatnya, membuat pasien Covid-19 tak terselamatkan.
Kabur ke luar negeri termasuk Indonesia
Semakin ganasnya virus Covid-19 di India, membuat sejumlah warga India melarikan diri ke luar negeri. Warga India yang berkemampuan ekonomi tinggi berbondong-bondong menyewa pesawat dan jet pribadi untuk kabur dari terjangan gelombang kedua pandemi Covid-19 di negaranya.
AFP melaporkan bahwa kebanyakan orang kaya India itu berlomba memesan penerbangan ke Uni Emirat Arab sebelum jalur ke negara itu ditutup sejak Minggu (25/4), sehingga harga tiket melambung tinggi.
Selain kabur ke UEA, WNA asal India juga datang ke Indonesia melalui jalur udara dengan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta. Saat ini mereka sedang dikarantina di satu hotel agar mudah diawasi.
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara yang pernah berkantor di India, Prof Tjandra Yoga Aditama, mengingatkan pemerintah tentang adanya risiko varian baru Corona yang masuk lewat WNA asal India tersebut. Ia mengatakan, pemerintah perlu mengawasi setiap orang yang datang ke Indonesia, termasuk dari India secara ketat.
Selain itu, pemerintah juga perlu untuk melakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap WNA yang telah tina di Indonesia dari beberapa hari lalu, seperti WNA asal Singapura.
Terakhir yaitu dengan melakukan pemeriksaan whole genome sequencing terhadap mereka yang baru masuk ke Indonesia dan positif Covid-19 untuk mengidentifikasi kemungkinan masuknya varian atau mutasi virus Corona ke Tanah Air.
- Penulis :
- Finda Rhosyana