billboard mobile
HOME  ⁄  K-Entertainment

Film Korea Alami Penurunan di Cannes 2025, Hanya Film Pendek yang Lolos Seleksi

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Film Korea Alami Penurunan di Cannes 2025, Hanya Film Pendek yang Lolos Seleksi
Foto: Film panjang Korea absen dari Festival Film Cannes untuk pertama kalinya dalam 12 tahun(Sumber: Dok. Istimewah)

Pantau - Festival Film Internasional Cannes 2025 di Prancis mengumumkan daftar undangan resminya tanpa kehadiran satu pun film layar lebar Korea, sebuah kejadian pertama dalam 12 tahun terakhir.

Film pendek "First Summer" karya sutradara Heo Ga-yeong diundang ke bagian pelajar La Cinef, sedangkan animasi pendek "Glasses" karya Jung Yu-mi diterima di Critics' Week.

Pada 10 April 2025, Festival Film Cannes ke-78 mengumumkan daftar undangan resminya di Paris, dipimpin oleh Iris Knobloch dan Thierry Frémaux.

Sebelumnya, industri perfilman Korea sempat berharap pada kemungkinan terpilihnya "Face" karya Yeon Sang-ho, "Omniscient Reader's Viewpoint" karya Kim Byung-woo, dan "Gyeongju Travelogue" karya Kim Mi-jo.

Namun, setelah pengumuman tambahan pada 24 April, tidak ada satu pun film panjang Korea yang masuk dalam daftar undangan resmi.

Penurunan Status Global Film Korea dan Analisis Krisis Industri

Sejak tahun 1984, film-film Korea selalu rutin tampil di Festival Cannes dengan kehadiran tokoh-tokoh besar seperti Bong Joon-ho, Park Chan-wook, Lee Chang-dong, dan Hong Sang-soo.

Bong Joon-ho pernah memenangkan Palme d'Or untuk "Parasite", sementara Park Chan-wook mengukir prestasi lewat Grand Prix untuk "Oldboy", Jury Prize untuk "Thirst", dan Sutradara Terbaik untuk "Decision to Leave".

Selama tiga tahun terakhir, bagian Midnight Screening Festival Cannes selalu memutar film Korea seperti "Hunt", "Project Silence", dan "Veteran 2".

Film Korea juga aktif di Critics' Week dan Directors' Fortnight lewat karya-karya dari Ryu Seung-wan, Yeon Sang-ho, Han Jun-hee, Jung Joo-ri, dan Yoo Jae-sun.

Tahun ini, absennya film layar lebar Korea mengindikasikan adanya penurunan status global industri film Korea.

Para ahli menyebut beberapa penyebab krisis, termasuk penurunan investasi akibat COVID-19 dan pergeseran fokus produksi ke platform OTT.

Kritikus Kim Heon-sik menyatakan bahwa industri film Korea menghadapi hambatan struktural dan kekurangan generasi baru sutradara penerus.

Kritikus Jeon Chan-il menambahkan bahwa meskipun banyak sutradara berbakat, kurangnya kesempatan dan dukungan untuk film independen dan film beragam menjadi tantangan utama.

Beberapa mantan kritikus perfilman juga menegaskan pentingnya dukungan aktif terhadap festival film domestik dan perubahan dalam struktur distribusi bioskop untuk mendukung keragaman produksi film Korea.

Penulis :
Gian Barani