
Pantau.com - Minyak goreng kemasan sempat merangkak ke angka Rp 24.000 per liter dan dirasa sangat memberatkan rakyat.
Namun, ketika harga minyak goreng di pasaran sudah turun, keberadaannya tiba-tiba hilang bak ditelan bumi alias lenyap secara misterius di hampir semua daerah.
Seakan kompak “minggat” dari semua toko ritel, supermarket, pasar tradisional hingga warung ‘madura’ pinggir jalan, minyak goreng mendadak manjadi barang gaib, langka dan selalu cepat habis diserbu emak-emak ketika pasokan datang.
Pasca-pencabutan kebijakan HET oleh pemerintah, minyak goreng mendadak berlimpah ruah, hadir untuk dibeli rakyat namun dengan harga yang bikin emak-emak geleng-geleng kepala.
Salah satu retail sembako di Palmerah Jakarta Pusat menjual minyak goreng kemasan merek dengan harga Rp 21 ribu hingga 25.500 per liter.
Beda lagi dengan harga minyak goreng di warung Mpok Atik di kawasan Ciledug Jakarta Selatan. Seorang konsumen warung, Prita, mengaku membeli minyak goreng kemasan merek dengan harga Rp 47 ribu per dua liter atau Rp 23.500 per liter.
“Cari di supermarket ga ada, jadi beli di sini. Harganya (minyak goreng) bikin cenat-cenut, namun mau gimana lagi. Masak goreng ikan pake air,” seloroh Prita kepada pantau.com.
“Ironi dan menjadi nestapa di negeri +62 yang kaya akan kelapa sawit, namun miskin minyak goreng bagi rakyatnya. Semoga pemerintah tidak berdiam diri dan segera mengatasi ini,” pungkas Prita. (HIL).
- Penulis :
- Tim Pantau.com