
Pantau - Kalau kamu melihat tanaman liar yang seiring berjalannya waktu makin merambat ke mana-mana, itu merupakan hasil dari kehidupan seksual mereka.
Perkembangbiakan secara seksual disebut juga perkembangbiakan generatif. Reproduksi secara generatif umumnya terjadi pada tumbuhan berbiji (Spermatophyta), baik yang berbiji tertutup (Angiospermae) maupun berbiji terbuka (Gymnospermae).
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti di University of Edinburgh menemukan tanaman bunga liar lebih memilih pasangan dari kerabat dekat daripada tetangga yang jauh secara geologis. Penemuan itu memberikan wawasan baru tentang proses perkawinan antarspesies yang misterius dan dalam evolusi tanaman liar.
“Melalui DNA barcoding yang tinggi mengubah pemahaman kita tentang dinamika dan interaksi spesies. Penerapan berkelanjutan dari pendekatan barcode DNA akan mewakili metode ampuh untuk memantau keanekaragaman hayati dalam menghadapi perubahan lingkungan berskala besar,” kata Direktur Sains dan Wakil Penjaga Royal Botanic Garden Edinburgh Profesor Pete Hollingsworth kepada Science Daily.
Studi dilakukan para peneliti dengan mempelajari lebih dari 1.100 spesies tanaman bunga Inggris untuk memeriksa faktor-faktor yang paling berkontribusi terhadap pembentukan hibrida yang menjadikannya studi genetik pertama di dunia dari semua hibrida.
Dalam dunia hewan, hibrida umumnya tidak subur dan justru merupakan jalan buntu dalam evolusi. Namun, pada tumbuhan hibrida yang subur justru sering terjadi dan dapat menjadi sumber daya yang mendorong evolusi. Hibrida antarspesies dapat memiliki dampak evolusioner yang signifikan pada dunia tumbuhan, mulai dari mengungguli induknya, membentuk spesies baru, hingga mengancam spesies langka secara genetik dan mendorong kepunahan.
Memang tumbuhan memiliki serbuk yang dapat dengan mudah terbang dan hinggap di tumbuhan lainnya yang secara geologis jauh. Namun, di samping itu, tumbuhan lebih suka melakukan kawin silang dengan tumbuhan yang ada di dekatnya
- Penulis :
- Annisa Indri Lestari