Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Kupu-kupu Kertas Hanya Tayang 3 Hari di Bioskop, Denny Siregar Menghilang

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Kupu-kupu Kertas Hanya Tayang 3 Hari di Bioskop, Denny Siregar Menghilang
Foto: Konferensi pers film Kupu-kupu kertas (instagram.com/kupukupukertasfilm)

Pantau - ‘Kupu-Kupu Kertas’ merupakan sebuah film drama Indonesia yang diproduksi oleh Denny Siregar Production dan Maxima Pictures. Film ini dibintangi oleh Amanda Manopo, Chicco Kurniawan, dan Iwa K., “Kupu-Kupu Kertas” tayang perdana di bioskop Indonesia pada tanggal 7 Februari 2024.

Namun, baru tiga hari setelah penayangan perdana, film ini ditarik sementara waktu dari bioskop pada tanggal 10 Februari 2024. Akun official instagram @kupukupukertasfilm pun tidak memberikan penjelasan apapun mengenai penarikan film ini dari layar lebar.

Selain itu, Denny Siregar selaku produser film ini juga tidak memberikan keterangan apapun dan menghilang dari sosial media. Cuitan terakhirnya pada sosial media X adalah pada tanggal 09 Februari 2024 dan isi cuitannya tidak berkaitan dengan film.

Akun instagram pribadi Denny Siregar pun tidak terlihat memposting sesuatu yang berkaitan dengan penarikan film dari layar lebar. Postingan terakhirnya adalah pada tanggal 08 Februari 2024 yang memperlihatkan cuplikan berita tentang selebriti yang tidak terkait dengan permasalahan ini.

Terkait dengan penarikan film ini dari layar lebar, terdapat rumor tentang dana produksi film ini yang diduga berasal dari gratifikasi. Beberapa orang menyebutkan bahwa dana produksi film ini berasal dari gratifikasi yang diberikan oleh rumah produksi kepada BUMN di Indonesia. Namun, hal ini belum dikonfirmasi oleh produser film.

Film "Kupu-Kupu Kertas" ini mendapat perhatian karena mengangkat isu kontroversial PKI dan menampilkan sudut pandang orang-orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan konflik berdarah PKI, sehingga dianggap berani dan berhasil menampilkan pesan yang ingin disampaikan kepada penonton.

Gandhi Fernando, aktor sekaligus produser film ikut memberikan komentar. Melalui akun TikTok-nya ia mengaku tidak mengetahui apa alasannya, namun ia mengatakan ada isu yang berkembang di kalangan pegiat film.

"Rumor yang beredar di grup WhatsApp per-filman Indonesia, karena ini merupakan propaganda PKI," kata Gandhi Fernando

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa, "Ada juga yang menyebut dana produksi hasil gratifikasi rumah produksi terhadap BUMN di Indonesia, tapi ini cuma rumor ya,"

Film ini terinspirasi dari peristiwa pemberontakan G30S PKI dan pembantaian yang terjadi pada 18 Oktober 1965. Mengisahkan kisah romansa dari dua golongan keluarga yang memiliki ideologi berbeda antara Ning yang berasal dari keluarga simpatisan PKI, dan Ikhsan yang berasal dari keluarga NU (Nahdlatul Ulama).
 

Penulis :
Latisha Asharani
Editor :
Khalied Malvino