HOME  ⁄  Lifestyle

Mengenal Bahaya Kurang Tidur yang Sering Diabaikan

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Mengenal Bahaya Kurang Tidur yang Sering Diabaikan
Foto: Ilustrasi kurang tidur alias begadang. (Pexels)

Pantau - Tidur sebagai suatu kebutuhan mendasar yang penting bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia secara keseluruhan, seperti dilansir Medical Daily, Sabtu (16/3/2024).

Hal itu dapat menyebabkan hilangnya konsentrasi hingga beberapa masalah imunitas, jika seseorang mengalami kekurangan waktu tidur yang cukup.

Adapun, kebutuhan waktu tidur tiap orang berbeda tergantung pada usia. Seperti rata-rata usia dewasa membutuhkan waktu 7-9 jam tidur. Sementara, anak-anak serta remaja memerlukan lebih banyak waktu tidur.

Bahkan, memengaruhi kualitas tidur yang terganggu. Gangguan tidur dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti kebisingan, cahaya, obat-obatan, atau stres. Hal ini dapat mengurangi durasi tidur nyenyak.

Tanda-tanda yang biasanya diberikan tubuh, jika seseorang mengalami kekurangan tidur:


1. Memengaruhi imunitas, meningkatkan risiko infeksi, termasuk pilek dan penyakit pernafasan. Secara kronis akan terkait dengan stroke, diabetes, serangan jantung, dan kanker.

2. Berdampak signifikan pada memori, konsentrasi, kreativitas, keterampilan motorik, dan kemampuan memecahkan masalah. Hal itu terkait dengan penurunan fungsi kognitif, yang memengaruhi penilaian, koordinasi, dan waktu reaksi.

3. Mengganggu hormon dalam tubuh sehingga mengakibatkan kulit berjerawat.  
Hal itu terkait dengan masalah seperti kulit kering, kusam, dan juga penuaan dini.

4. Berdampak pada mata berupa kemerahan, bengkak, lingkaran hitam, ataupun muncul kantung mata. Hal itu menyebabkan peningkatan kerutan, garis, bengkak, dan kekusutan di sekitar mata.

5. Meningkatkan ghrelin dan menurunkan leptin, yakni yang meningkatkan nafsu makan dan mengurangi rasa kenyang. Mendorong seseorang mengonsumsi makanan tidak sehat dan berkafein. Hal itu menyebabkan penambahan berat badan, terutama di sekitar lingkar pinggang.

6. Menyebabkan peningkatan risiko masalah kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi.

7. Membuat seseorang menjadi mudah lesu dan kurangnya motivasi untuk menjalankan rutinitas aktivitasnya.

(Laporan: Jihan Susmita Dewi)

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Khalied Malvino

Terpopuler