Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

12 Mei: Memperingati 26 Tahun Tragedi Trisakti

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

12 Mei: Memperingati 26 Tahun Tragedi Trisakti
Foto: Empat mahasiswa Trisakti yang menjadi korban penembakan pada tahun 1998. (Tangkapan layar YouTube CNN)

Pantau - Tragedi Trisakti atau dikenal juga dengan penembakan Trisakti terjadi pada tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti.  

Penembakan ini terjadi saat mahasiswa Trisakti melakukan demonstrasi menuntut pengunduran diri Presiden Soeharto akibat ketidakpuasan masyarakat atas kinerjanya. 

Tragedi ini mengakibatkan kematian empat mahasiswa yaitu: Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998), dan Hendriawan Sie (1975-1998). 

Banyak masyarakat terluka akibat peristiwa tersebut. Di masa itu, Indonesia dilanda krisis ekonomi, krisis politik, krisis hukum, dan krisis kepercayaan. Masyarakat tidak puas dengan kinerja Presiden Soeharto sehingga memicu aksi demonstrasi besar-besaran dengan tujuan untuk melengserkan presiden.

Lantas apakah upaya ini berhasil? 

Jawabannya adalah ya, namun harus dibayar mahal dengan hilangnya nyawa empat mahasiswa Trisakti yang tewas akibat penembakan.

Hari ini 26 tahun yang lalu, demonstrasi dimulai secara damai di Universitas Trisakti, dimana lebih dari 6.000 mahasiswa, dosen, dan staf berkumpul di halaman parkir universitas. Menjelang tengah hari, para pengunjuk rasa bersiap melakukan unjuk rasa menuju Gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Namun mereka dihentikan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia di depan Kantor Walikota Jakarta Barat. Di lokasi inilah terjadi penembakan terhadap mahasiswa-mahasiswa tersebut.

Aksi dimulai pukul 10:30 WIB dimana para mahasiswa berkumpul di parkiran depan Gedung Syarif Thayeb. Lalu, pukul 10:45-11:00 WIB, dilakukan penurunan bendera setengah tiang oleh demonstran dengan diiringi lagu Indonesia Raya. Kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Mengheningkan Cipta sebagai bentuk kesedihan atas situasi Indonesia saat itu.

Kemudian, pukul 12:25 WIB keadaan semakin panas karena sejumlah aparat mulai berdatangan. Meskipun begitu, demonstran tidak terpancing dan tetap fokus dalam melaksanakan aksi demo dengan berjalan menuju gerbang arah Jalan Jendral S. Parman.

Pukul 12:40 WIB, saat para demonstran menuju Gedung DPR/MPR, mereka dihadang di depan kantor Walikota Jakarta Barat. Terjadilah diskusi antara kedua belah pihak yang akhirnya memutuskan agar kedua belah pihak untuk mundur pada pukul 16:45 WIB.

Saat para demonstran tengah mundur, pada pukul 17:05 WIB sejumlah aparat mengejek dengan melontarkan kata-kata kasar dan kotor kepada mahasiswa, sehingga membuat situasi menjadi panas. Situasi semakin memanas ketika aparat melakukan penembakan secara membabi buta. Mereka melemparkan gas air mata dan melakukan aksi pemukulan dengan pentungan kepada mahasiswa. Tak hanya itu, sejumlah aparat bahkan melakukan pelecehan seksual kepada mahasiswa.

Selain itu, aparat yang berada di atas jembatan layang juga melakukan aksi penembakan ke arah mahasiswi yang tengah berlarian di dalam kampus Universitas Trisakti.

Akibat tembakan tersebut, empat mahasiswa kehilangan nyawanya. Tiga orang mahasiswa meninggal seketika di kampus, sedangkan satu lainnya meninggal di rumah sakit.

Tragedi Trisakti memberikan dampak yang signifikan terhadap masyarakat Indonesia dan berperan dalam gerakan Reformasi yang lebih luas, yang pada akhirnya berujung pada jatuhnya Presiden Soeharto. Tragedi ini diperingati setiap tanggal 12 Mei untuk mengenang keempat korban dan merenungkan kejadian pada hari itu.

Penulis :
Latisha Asharani
Editor :
Latisha Asharani