billboard mobile
HOME  ⁄  Lifestyle

Kasus Bullying di Binus School Simprug, Begini Dampak Bullying pada Anak Menurut Psikolog

Oleh Nur Nasya Dalila
SHARE   :

Kasus Bullying di Binus School Simprug, Begini Dampak Bullying pada Anak Menurut Psikolog
Foto: ilustrasi bullying. (Freepik)

Pantau - Kasus bullying kembali viral melalui video yang tersebar di media sosial. Belum terhitung setahun sejak kasus pelajar SMA Binus Serpong, kini kembali terkuak kasus bullying yang terjadi di SMA Binus School Simprug. Kali ini Siswa SMA Binus School Simprug berinisial RE (16) diduga menjadi korban bullying. 

Dirinya mengalami pelecehan seksual, dikeroyok bergilir, hingga mengalami trauma dan masuk rumah sakit. Melalui kuasa hukumnya, Sunan Kalijaga, korban melaporkan dugaan bullying tersebut ke polisi. Adapun terlapor empat orang siswa diantaranya KE, R, K, dan C. 

Kuasa hukumnya menjelaskan, awal mula peristiwa bullying terjadi di hari pertama korban menjadi anak baru di Binus Simprug didatangi oleh terduga pelaku yang menanyakan latar belakang korban. Kemudian di hari berikutnya, hal yang sama pun terjadi. 

Hingga akhirnya korban melakukan pengaduan pada pihak sekolah, dan menurut keterangan yang ada, pihak sekolah mengatakan kejadian tersebut merupakan perselisihan antar siswa. Dilansir Antara, Senin (16/9/2014).

Penyebab Terjadinya Bullying 

Kasus tersebut merupakan satu dari banyaknya kasus yang berhasil terkuak melalui rekaman video yang tersebar di media sosial. Apapun alasannya, bullying merupakan tindakan yang tidak dapat dibenarkan. Mengutip dari situs resmi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenpppa), bullying adalah bentuk atau kekerasan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih, dengan tujuan menyakiti korbannya secara mental, fisik, atau seksual. Biasanya, bullying terjadi disebabkan beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya kasih sayang atau perhatian dari orang tua. 

Mereka yang tidak mendapatkan sepenuhnya kasih sayang dari orang tua, karena kedua orang tuanya yang sibuk bekerja kerap menyakiti dan menindas orang lain. Hal ini dilakukan mereka untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya. 

Tidak hanya itu, penyebab lainnya yaitu pernah melihat atau mendapatkan kekerasan sebelumnya. Mereka yang pernah disakiti atau melihat orang lain disakiti, tidak akan segan untuk berperilaku yang sama. Terlebih itu terjadi di lingkungan dekat mereka. 

Dampak Bullying bagi Korban 

Dilansir dari Klikdokter.com, berdasarkan kasus di atas, seorang psikolog, Iswan Saputro, M.Psi, memberikan penjelasan mengenai dampak yang akan dirasakan oleh korban bullying. Ia menyebutkan beberapa dampak dari bullying, di antaranya:

Rentan Merasakan Emosi 

Segi Emosional menjadi salah satu dampak dari bullying verbal yang dirasakan oleh korban. Korban akan rentan mengalami emosi seperti takut, sedih, dan marah. Bahkan dapat bullying dapat berlanjut pada munculnya gejala depresi, gangguan pencernaan, atau gangguan beradaptasi pada lingkungan pertemanan. 

Sulit Berkonsentrasi 

Dampak lainnya yaitu dampak kognitif, yakni korban akan sulit berkonsentrasi dan memproses hal baru karena adanya rasa cemas. Hal ini dapat membuat korban sulit untuk membuat keputusan serta menghindari konflik. 

Tidak Percaya Diri 

Ketika bullying yang dialami korban adalah kekerasan fisik, tentu bekas-bekas luka yang dirinya dapat dari perundungan dapat menyisakan pengalaman traumatis. Misalnya, jika ada bekas luka di daerah pipi,  korban mungkin menjadi tidak percaya diri karena merasa kurang cantik. 

Masalah Fisik 

Dari dampak menurunnya kepercayaan diri, korban juga dapat mengalami gejala-gejala psikosomatis. Gangguan psikosomatis adalah kondisi di mana penyakit fisik muncul akibat pikiran atau emosi yang dialami korban. Gejala psikosomatis antara lain termasuk GERD, tremor, dan mimisan.

Menarik Diri dari Lingkungan 

Dampak lainnya dari aspek sosial yaitu korban akan menarik diri dari lingkungan sosial karena takut akan mendapat perlakukan yang sama. 

Sulit Membentuk Hubungan 

Dalam jangka panjang, dampak bullying dapat membuat korban sulit membentuk hubungan yang saling percaya karena mengalami trust issue atau masalah kepercayaan terhadap orang lain. 

Memicu Terjadinya Gangguan Mental

Menurut buku yang berjudul Preventing Bullying Through Science, Policy, and Practice, peristiwa kehidupan yang membuat stress seperti korban perundungan, dapat menyebabkan munculnya gangguan mental seperti depresi, kecemasan, dan gejala kejiwaan. 

Cara Mencegah Bullying

Setelah mengetahui dampak bullying bagi korban, rasanya dunia sangat tidak adil. Terutama hukuman yang berlaku di negara kita bagi anak di bawah umur, yang terasa kurang setimpal dengan apa yang dialami korban, mengingat bullying sering terjadi di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui cara mencegah dan menghentikan bullying demi menciptakan lingkungan yang aman. Dalam hal ini, orang tua, guru, dan orang dewasa lainnya memiliki peran penting, antara lain:

  1. Membantu anak untuk memahami bahwa bully adalah perilaku yang tercela atau buruk
  2. Memberi tahu korban tentang cara untuk mendapatkan bantuan
  3. Jaga komunikasi dengan anak agar tetap terbuka
  4. Memberikan dukungan kepada anak untuk melakukan apa yang mereka sukai
  5. Tunjukkan contoh tentang bagaimana cara memperlakukan orang lain dengan baik
  6. Ajarkan anak untuk berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara atau mengunggah sesuatu ke media sosial 
  7. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman untuk anak

Dari sisi orang tua, orang tua dapat mengedukasi sejak dini kepada anak untuk berani melaporkan perundungan yang ia atau temannya alami. Kemudian, bila anak sudah terlanjur menjadi korban, pastikan orang tua selalu mendampingi anak. Jika kesulitan, mintalah bantuan kepada tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater. 

(Laporan: Aulia Rahma)

Penulis :
Nur Nasya Dalila

Terpopuler