billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Kisah Inspiratif Ibu dengan Anak Pengidap ADHD: Mengenal, Memahami, dan Mendukung

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Kisah Inspiratif Ibu dengan Anak Pengidap ADHD: Mengenal, Memahami, dan Mendukung
Foto: Ilustrasi (Freepik)

Pantau - Seorang ibu pemilik akun Tiktok bernama @bang.ghani kerap membagikan video inspirasi tentang anaknya yang bernama Ghani dan mengidap gangguan mental ADHD. Dalam salah satu videonya yang viral, beliau menceritakan bagaimana awal anaknya terdiagnosa mental Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD. 

Mulanya sang ibu tidak mengetahui bahwa anaknya mengidap ADHD, namun setelah sekolah, Ghani terlihat berbeda dari siswa yang lain. Anak berusia 5 tahun itusempat dikira hanya hiperaktif saja, namun setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, benar adanya bahwa Ghani memiliki gejala dari ciri-ciri anak gangguan ADHD. 

Dalam video lain, ibu Ghani juga bercerita mengenai ciri dari anaknya tersebut, diantaranya bahwa Ghani suka berlari-lari di mana pun, selalu excited ketika ada yang menarik dan terburu-buru jalannya, mudah terdistraksi, suka penasaran dimanapun dan nyasar kemana-mana, tidak mengerti bahaya, meleng sedikit sudah di tempat lain, mudah bosan dan gerakan tidak terdeteksi, tangannya berusaha menyentuh apapun. 

Baca juga: Lagi Viral, Ketahui Gejala ADHD dan Penyebabnya!

@bang.ghani Terlalu mudah gembira ini sudah terlihat sejak >1 tahun. Awalnya mengira "ghani ini anak nya receh banget ya, anak nya selalu bahagia ya, gampang banget ngakak (padahal gak terlalu lucu)" over tertawa, bahkan sampe muntah. Kalau lagi main lari-larian sama temen, hanya dia yang lari sampai ngakak terjungkal sementara temen yang lain biasa aja. Apalagi saat ngerjain aktivitas kalau sudah ketawa gak akan fokus dan ambyar. And Fun fact : terrnyata terlalu mudah gembira termasuk symptom (gejala) ADHD. Gejala Ini hanya salah satu dari symptoms (gejala) ADHD. Jadi jika anak hanya suka tertawa biasa sesuai porsi dan konteks bukan berarti ADHD. Jangan self diagnose ya #ADHD #stimmingADHD #funfacts ♬ suara asli - Bang Ghani

Gangguan ADHD di Indonesia sering ditemukan pada anak-anak. Dilansir dari ugm.co.id, data statistik menunjukkan populasi usia anak sekolah yang menderita gangguan ADHD sebanyak 2-4 persen. Jumlah ini mencapai 15 persen, artinya 1 dari 20 anak menderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD. 

Menurut Siloam Hospitals, Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD adalah kondisi ketika terjadinya gangguan perkembangan saraf yang berpengaruh pada motorik (gerakan) seseorang. ADHD adalah gangguan mental yang kerap terjadi oleh anak-anak, biasanya mereka kesulitan fokus atau memusatkan perhatian, impulsif, dan hiperaktif. 

Baca juga: Penelitian Pertama di Dunia: Obat ADHD Dianggap Efektif Bantu Atasi Kecanduan Sabu

Jenis ADHD

Adapun jenis ADHD terbagi 3, diantaranya: 

  • Dominan hiperaktif-impulsif: Tipe ini muncul dengan masalah hiperaktivitas bersamaan dengan perilaku impulsif. 
     
  • Dominan Inatentif: Tipe ini sulit untuk memusatkan perhatian dalam satu waktu. Anak-anak seperti ini tidak bisa memperhatikan sesuatu dengan baik. 
     
  • Kombinasi hiperaktif-impulsif dan inatentif: Tipe ini melingkupi ciri hiperatif, impulsif, dan tidak dapat memusatkan perhatian dengan baik. 
     

Penyebab ADHD

Selain masalah mental ADHD ini muncul karena ketidakseimbangan senyawa kimia (neurotransmitter) dalam otak. Adapun beberapa dugaan penyebab ADHD menurut Halodoc, sebagai berikut: 

Genetika

Kondisi ini cenderung turun-temurun dari keluarga, dalam banyak kasus para ahli psikolog menduga bahwa gen dari salah satu orang tua merupakan faktor penting dalam perkembangan anak. 

Baca juga: 6 Tipe Eating Disorder dan Gejalanya yang Pengaruhi Kesehatan Mental

Fungsi dan Struktur Otak

Area otak tertentu lebih kecil ukurannya pada anak yang mengidap ADHD, sedangkan area lainnya lebih besar. Studi lain juga menyebutkan adanya ketidakseimbangan dalam tingkat neurotransmitter pada otak. Selain itu, bahan kimia pada otak tidak berfungsi dengan baik. 

Paparan Neurotoksin Selama Masa Kehamilan 

Para ahli juga menduga ada hubungan dengan bahan kimia neurotoksin seperti timbal dan kandungan pestisida. Paparan timbal pada anak akan mempengaruhi pendidikan mereka, sementara paparan pestisida organofosfat berkaitan dengan kelainan mental tersebut. Pestisida merupakan bahan kimia yang sering digunakan oleh produk pertanian. Studi juga menyebutkan, bahan kimia organofosfat berpotensi berdampak negatif pada perkembangan saraf anak. 

Merokok dan Mengkonsumsi Alkohol 

Menjadi Ibu perokok aktif atau pasif selama kehamilan juga berkaitan dengan perilaku anak dengan kondisi ADHD. Tak hanya itu, anak yang terpapar alkohol serta obat-obatan saat masih dalam kandungan juga lebih mungkin mengalami ADHD.

Baca juga: Hoarding Disorder, Perilaku Menimbun Barang yang Berdampak Negatif

Ciri-ciri ADHD

Berdasarkan penjelasan diatas, mari kita kenali ciri-ciri gejala ADHD pada anak diantaranya: 

  1. Anak akan sulit untuk memusatkan perhatiannya
  2. Anak akan memiliki kegelisahan yang berlebihan 
  3. Anak mempunyai masalah dengan pengendalian dalam dirinya 
     

Selain itu, orang tua juga dapat memperhatikan anak dengan gejala sebagai berikut: 

  1. Anak sulit fokus pada satu aktivitas dan mudah terganggu 
  2. Rentang perhatian rendah saat bermain atau mengerjakan tugas dari sekolah 
  3. Anak gelisah dan kesulitan untuk diam 
  4. Selalu membutuhkan gerakan atau sering berlarian 
  5. Berbicara berlebihan dan menyela orang lain 
     

Baca juga: Benarkah Hidup Sendiri Memicu Hoarding Disorder? Simak Penjelasannya!

Penanganan untuk Pengidap ADHD 

  1. Obat penenang yang diresepkan oleh dokter, cara ini dapat membantu pengidap ADHD mengurangi perilaku hiperaktif dan impulsifnya. 
  2. Terapi CBT, yaitu psikoterapi agar pengidap ADHD mengubah perilaku serta pola pikir menjadi lebih positif dalam menghadapi masalah dalam hidupnya. 
  3. Menerapkan metode pengasuhan yang tepat, misalnya orang tua membuat jadwal rutinitas kegiatan anaknya dalam sehari-hari. 
     

Gangguan mental ADHD ini memang kerap sekali terjadi pada anak-anak, walaupun begitu jangan sampai Anda self-diagnose pada anak sendiri, tetap harus konsultasikan terlebih dulu ke pihak profesional. Datanglah ke rumah sakit terdekat, dan sampaikan kondisi anak dengan baik. 

Laporan: Aulia Rahma

Penulis :
Latisha Asharani

Berita Terkait