Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Benarkah Hidup Sendiri Memicu Hoarding Disorder? Simak Penjelasannya!

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Benarkah Hidup Sendiri Memicu Hoarding Disorder? Simak Penjelasannya!
Foto: Tangkapan layar kondisi kamar kost di Bekasi yang dipenuhi sampah dan barang-barang. (tiktok.com/@siskavizar)

Pantau - Beberapa orang pasti pernah mengalami rasa malas, terutama setelah beraktifitas panjang seharian penuh sehingga tidak memiliki cukup energi untuk membersihkan ruangan tempat tinggal. Sampah sekalipun mungkin akan dibuang asal saat dalam kondisi malas atau saat tubuh sedang kelelahan. Biasanya, rasa malas akan hilang jika kita sudah mengmpulkan cukup energi.

Beda halnya dengan kasus yang ramai di TikTok, dimana ada salah satu akun yang membagikan postingan yang ramai dibicarakan warganet.

Pada 11 Juli 2024, pemilik akun Tiktok @siskavizar sekaligus pemilik indekos yang berlokasi di Jati Waringin, Pondok Gede Bekasi, tersebut membagikan pengalamannya saat menggrebek salah satu kamar yang dicurigai ada yang tak beres karena tercium bau tak sedap. 

Pada postingan tersebut terlihat dengan jelas kondisi kamar yang sangat berantakan dengan berbagai jenis sampah juga barang yang berserakan dan menumpuk di lantai, bahkan hingga membuat kamar penuh dan sulit untuk bergerak.

Selain itu, properti indekos juga banyak yang ditemukan dalam kondisi rusak, seperti kasur yang robek bahkan didalamnya ditemukan tulang ayam. Yang lebih menjijikan adalah adanya urine didalam panci yang juga tergeletak di lantai.

Diketahui setelah melewati perdebatan yang panjang, ibu kost langsung mengusir sang penyewa yang diduga menderita hoarding disorder untuk pergi dari indekos tersebut dengan catatan keadaan kamar sudah harus bersih.

Malas bukanlah alasan meraka menyimpan barang sehingga ruangan menjadi lebih sempit dan beraroma tak sedap. Hoarding Disorder, dapat menjadi alasan utama pengidapnya menyimpan barang-barang yang sudah tidak memiliki nilai guna karena mereka menganggap barang itu berharga.  

Pengidap hoarding disorder merasa bahwa mereka harus menyelamatkan barang-barang dengan cara menyimpannya. Bahkan, tak jarang mereka merasa aman saat dikeliling oleh tumpukan barang.

Pada umumnya mereka tak hanya menyimpan satu jenis barang, mereka menyimpan banyak jenis barang, seperti pakaian, bungkus plastik, dan benda lainnya yang sudah terkontaminasi bakteri.

Sayangnya, penanganan kepada pengidap menjadi suatu tantangan karena mereka kerap tidak menyadari bahwa tindakan tersebut merupakan suatu gangguan yang harus dihentikan.

Munculnya hoarding disorder biasanya dimulai diusia belasan tahun. Perilaku Hoarding Disorder bisa saja semakin memburuk saat usia bertambah. Penyebab hoarding disorder masih belum jelas, namun beberapa sumber menyebutkan bahwa hal ini bisa disebabkan oleh genetik, kejadian traumatis, kepribadian, dan masalah kesehatan mental.

- Genetik

Seseorang bisa jadi mengidap hoarding disorder karena genetik atau turunan dari keluarga sendiri.- Kejadian traumatis

Kejadian-kejadian traumatis dalam kehidupan yang membuat kondisi seseorang terpuruk bisa saja menjadi alasan mereka mengidap hoarding disorder.

- Kepribadian

Hidup sendiri dan memiliki masa kecil yang kurang beruntung juga dapat memicu hoarding disorder.

- Masalah kesehatan mental
Memiliki kesehatan mental seperti depresi berat, skizofrenia, demesnia bisa menjadi salah satu faktor munculnya hoarding disorder.

Gejala Awal Hoarding Disorder 

Pengidap hoarding disorder biasanya menimbun barang secara perlahan hingga memenuhi tempat tinggal mereka. Seiring bertambahnya usia, mereka akan sulit untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Apalagi jika usia pengidap mengnjak lansia, kemungkinan mereka akan sulit untuk diobati. Gejala tersebut akan terus berkembang dari waktu ke waktu sehingga menjadi sebuah kebiasaan buruk yang lambat laun akan disadari orang sekitar.

Tak hanya menimbun barang, pengidap hoarding disorder juga kesulitan dalam beberapa hal berikut :
- Sulit berpisah dengan barang-barang yang di kumpulkan.
- Merasa kesulitan saat ruang yang di miliki tidak dapat menampung barang-barang.
- Akan terlibat konflik ketika orang sekitar berusaha membereskan barang-barang.

Pencegahan Terhadap Hoarding Disorder 

Sangat disayangkan bahwa pemahaman tentang hoarding disorder ini masih sedikit. Sehingga, sulit diketahui cara untuk mencegahnya. Tetapi, seperti gangguan kesehatan mental lainnya, gejala hoarding disorder ini juga memerlukan perawatan untuk tahap pencegahan terhadap penimbunan agar tidak lebih buruk.

Adapun solusi atas permasalahan hoarding disorder diantaranya:

- Mencoba untuk melawan pikiran dan menahan diri untuk menyimpan barang yang akan menjadi sampah
- Mencoba untuk me-manage barang yang harus disimpan dan harus dibuang.
- Jangan malas membersihkan rumah atau kamar, dan lawan rasa malas itu.
- Bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungan yang baik dan kurangi mengisolasi diri.
- Niat berubah menjadi lebih baik.
- Datang untuk terapi dan lakukan perawatan dengan teratur untuk menerapkan hidup sehat.

Laporan: Siti Nazwa Aprillia, Keyzia Ilunia Anatatya, Gita Andini

Penulis :
Latisha Asharani
Editor :
Latisha Asharani