
Pantau - Di zaman modern ini, tekanan untuk memenuhi tanggung jawab pekerjaan dan harapan hidup menjadi rutinitas yang sering dialami banyak orang. Tidak hanya beban kerja yang semakin bertambah, tetapi juga ekspektasi pribadi dan sosial yang terkadang sulit dicapai. Kondisi ini sering kali menimbulkan perasaan tertekan, stres, hingga kelelahan yang berlarut-larut.
Salah satu gangguan kesehatan mental yang sering muncul akibat tekanan ini adalah burnout. Menurut American Psychological Association (APA), burnout didefinisikan sebagai kelelahan fisik, emosional, atau mental yang diiringi dengan penurunan motivasi, performa, serta sikap negatif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Baca juga: Begini Cara Wujudkan Work Life Balance di Kantor
Saat seseorang mengalami burnout, ia akan merasa kewalahan, kehilangan motivasi, serta energi untuk menjalankan aktivitas harian atau pekerjaan. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga dapat memengaruhi produktivitas serta hubungan sosial seseorang.
Ciri-ciri Burnout
Setiap orang dapat mengalami burnout dengan gejala yang berbeda-beda. Tekanan akibat burnout bisa memengaruhi kesehatan mental, fisik, maupun emosional. Dikutip dari Halodoc, berikut beberapa tanda burnout yang perlu kamu waspadai.
Selalu Merasa Lelah
Jika kamu merasa lelah hingga sulit untuk bergerak, atau bahkan tidak memiliki tenaga untuk bangun dari tempat tidur, ini bisa menjadi tanda burnout. Kondisi ini ditandai dengan perasaan lelah baik secara emosional maupun fisik.
Baca juga: Tiga Cara Mengatasi Burnout pada Orang Tua
Merasa Tidak Berharga
Salah satu tanda burnout adalah munculnya perasaan tidak kompeten atau tidak berguna, yang menyebabkan menurunnya produktivitas dan pencapaian. Terkadang, gejala-gejala burnout ini muncul bersamaan.
Depresi
Perasaan tidak berharga bisa memicu depresi. Penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan sering menjadi pemicu utama burnout, sementara depresi yang tidak diatasi dengan benar dapat berlangsung seumur hidup. Burnout dan depresi memiliki hubungan yang erat, di mana orang yang rentan mengalami depresi biasanya lebih mudah mengalami burnout.
Membenci Pekerjaan
Studi menunjukkan bahwa ketidakpuasan terhadap pekerjaan sering kali muncul sebagai salah satu efek samping burnout, dan gejala ini sering disertai dengan keluhan kesehatan fisik.
Sakit Kepala
Seorang psikolog asal Amerika, Herbert Freudenberger, yang pertama kali mengemukakan konsep burnout pada tahun 1974, menyebutkan bahwa sakit kepala adalah salah satu gejala fisik dari burnout. Kondisi ini juga dapat menyebabkan gangguan tidur.
Cara Mengatasi Burnout
Untuk mengatasi burnout, kamu bisa melakukan beberapa langkah sederhana berikut:
Evaluasi Pilihan yang Ada
Diskusikan masalah kamu dengan orang yang kamu percaya. Jika masalah terkait dengan pekerjaan, cobalah untuk berdiskusi dengan atasan. Bersama-sama, kamu mungkin bisa mengubah ekspektasi atau mencapai kesepakatan yang lebih baik. Tentukan prioritas dan identifikasi tugas mana yang perlu segera diselesaikan dan mana yang dapat ditunda.
Mencari Dukungan
Berbicara dengan teman, rekan kerja, atau orang yang kamu cintai dapat memberikan dukungan emosional yang membantu mengatasi burnout.
Baca juga: Benarkah Soft Life bisa jadi Solusi Hustle Culture dan Menjadikan Hidup Minim Stres? Simak di Sini!
Lakukan Kegiatan Relaksasi
Eksplorasi kegiatan yang dapat membantu mengelola stres, seperti yoga, meditasi, atau tai chi.
Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik membantu meredakan stres dan mengalihkan pikiran dari hal-hal yang memicu burnout.
Tidur yang Cukup
Tidur yang berkualitas dapat memulihkan energi dan mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Fokus
Latihan fokus dapat membantu meningkatkan kesadaran diri terhadap apa yang kamu rasakan setiap saat, biasanya melalui teknik pernapasan.
Penting untuk tetap berpikiran terbuka dalam mengeksplorasi berbagai pilihan, dan jangan biarkan tuntutan pekerjaan mengorbankan kesehatan kamu. Terutama jika kesehatan mulai terganggu oleh hal-hal yang merugikan, langkah ini bisa membantu menjaga keseimbangan hidup.
Itulah beberapa ciri-ciri burnout serta cara mengatasinya. Jika kondisi burnout semakin parah, sebaiknya konsultasikan dengan psikolog untuk penanganan yang lebih tepat.
- Penulis :
- Nur Nasya Dalila