
Pantau - Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama, mengungkapkan berbagai dampak yang mungkin dirasakan pasangan yang secara sukarela memutuskan untuk tidak memiliki anak (childfree).
“Keputusan untuk childfree dapat memengaruhi kesehatan reproduksi wanita, baik secara positif maupun negatif, tergantung pada kondisi fisik, mental, dan gaya hidup yang dijalani,” ujar Ngabila kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Sebagai Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari, Ngabila menjelaskan bahwa keputusan pasangan untuk childfree tidak selalu membawa dampak buruk. Sebaliknya, keputusan ini dapat mengurangi risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Wanita yang tidak pernah hamil atau melahirkan otomatis terhindar dari risiko medis seperti preeklampsia, diabetes gestasional, atau trauma persalinan.
Manfaat lainnya adalah pasangan memiliki peluang lebih besar untuk menjaga kesehatan fisiknya. Tanpa proses kehamilan, tubuh tidak mengalami perubahan drastis seperti kenaikan berat badan yang signifikan, fluktuasi hormon, atau dampak jangka panjang pada otot dasar panggul akibat persalinan.
Baca juga: 6 dari 10 Generasi Muda Korea Anggap Memiliki Anak adalah Tidak Perlu
Selain itu, wanita yang memilih childfree cenderung lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. “Contohnya adalah rutin menjalani pemeriksaan seperti pap smear, tes HPV, dan menghindari risiko infeksi menular seksual,” jelas Ngabila.
Namun, ia juga menekankan bahwa keputusan childfree memiliki sisi negatif yang perlu dipertimbangkan. Salah satunya adalah meningkatnya risiko kanker tertentu pada perempuan. Tidak hamil atau menyusui dapat meningkatkan risiko kanker ovarium dan payudara, karena kehamilan dan menyusui membantu menekan ovulasi dan mengurangi paparan hormon estrogen yang berhubungan dengan kanker.
Wanita yang tidak hamil juga berisiko lebih tinggi mengalami endometriosis karena ovulasi terus berlangsung setiap siklus menstruasi tanpa jeda yang biasanya diberikan oleh kehamilan. Selain itu, potensi masalah hormonal juga perlu diperhatikan.
“Tidak mengalami kehamilan berarti tubuh tidak mendapat perubahan hormonal yang biasanya memberikan manfaat, seperti pengurangan risiko sindrom ovarium polikistik (PCOS),” tambahnya.
Baca juga: BKKBN Nilai Fenomena "Childfree" di Indonesia belum Mengkhawatirkan
Ngabila juga menyoroti dampak psikologis dari keputusan childfree. Meski memberikan kebebasan mental, keputusan ini dapat memunculkan tekanan sosial atau rasa penyesalan di masa depan yang berpotensi memengaruhi kesehatan mental. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan keputusan ini secara matang bersama pasangan.
“Dampak childfree pada kesehatan reproduksi wanita sangat bergantung pada gaya hidup dan kondisi individu. Wanita yang memilih childfree disarankan untuk tetap menjaga kesehatan reproduksi dengan menerapkan pola hidup sehat, rutin berolahraga, menjalani pemeriksaan kesehatan, dan berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan,” tutupnya.
- Penulis :
- Latisha Asharani