
Pantau - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menilai fenomena childfree sebagai bagian dari dinamika sosial yang muncul seiring perubahan pola pikir masyarakat terhadap hak-hak individu.
Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, menjelaskan bahwa hak tersebut mencakup hak atas kesehatan reproduksi dan perencanaan hidup.
Faktor Sosial dan Ekonomi Jadi Pertimbangan Childfree
Pilihan untuk tidak memiliki anak atau childfree umumnya dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti:
- Pertimbangan karir
- Kondisi ekonomi
- Kesehatan mental
- Lingkungan sosial
Pandangan terhadap peran keluarga dan pola pengasuhan
Meski demikian, Pemprov DKI belum melakukan survei spesifik mengenai fenomena childfree di Jakarta.
Dinas PPAPP menilai fenomena ini sebagai isu baru yang perlu diperhatikan karena dapat memengaruhi struktur demografi nasional dalam jangka panjang.
Iin menyatakan bahwa keputusan untuk tidak memiliki anak sebaiknya dikaji lebih dalam, khususnya dari aspek sosial dan ekonomi.
Ia mendorong pasangan menikah untuk merencanakan keluarga secara sadar, berdasarkan informasi yang benar, serta mempertimbangkan tanggung jawab sosial.
"Setiap pasangan harus memahami dengan baik terkait hak dan kesehatan reproduksi", tegasnya.
Data Nasional: 71 Ribu Perempuan Menyatakan Tidak Ingin Punya Anak
Menurut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) tahun 2022 dari Badan Pusat Statistik (BPS), tercatat sebanyak 71 ribu perempuan Indonesia berusia 15–49 tahun yang pernah menikah menyatakan tidak ingin memiliki anak.
Perempuan yang memilih childfree umumnya berasal dari kelompok berpendidikan tinggi atau mengalami kesulitan ekonomi.
Fenomena ini dipandang memiliki dampak jangka pendek dan panjang bagi negara.
Dalam jangka pendek, keputusan untuk tidak memiliki anak dapat mengurangi beban anggaran negara untuk subsidi pendidikan dan kesehatan anak.
Namun dalam jangka panjang, kesejahteraan perempuan childfree di usia tua berpotensi menjadi tanggung jawab negara apabila tidak memiliki jaringan dukungan keluarga.
- Penulis :
- Aditya Yohan