
Pantau - Hari Meteorologi Sedunia (World Meteorological Day) diperingati setiap 23 Maret untuk mengenang penerapan Konvensi yang membentuk Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada 1950.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Minggu (23/3/2025), hari ini dipilih karena pada tanggal tersebut, Konvensi WMO mulai berlaku, menjadikannya tonggak penting dalam sejarah meteorologi global.
WMO sendiri merupakan badan khusus PBB yang berfokus pada meteorologi, klimatologi, hidrologi, dan ilmu geofisika terkait cuaca dan iklim.
Tujuan utama pembentukan WMO adalah untuk meningkatkan kerjasama internasional dalam pengumpulan data cuaca, pengembangan teknologi, serta memberikan peringatan dini tentang fenomena cuaca ekstrem yang dapat membahayakan masyarakat.
Baca juga: 22 Maret, Memperingati Hari Air Sedunia
Sejak pertama kali diperingati, Hari Meteorologi Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ilmu meteorologi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk untuk keselamatan, pertanian, transportasi, dan perencanaan bencana.
Hari ini juga menjadi kesempatan untuk menghargai kontribusi para ahli meteorologi dan ilmuwan di seluruh dunia yang bekerja untuk memantau dan memprediksi perubahan cuaca dan iklim.
Peringatan ini menyoroti kontribusi penting Layanan Meteorologi dan Hidrologi Nasional dalam melindungi keselamatan serta kesejahteraan masyarakat.
Setiap tahunnya, WMO menetapkan tema tertentu yang berfokus pada isu-isu cuaca, iklim, dan hidrologi yang sedang berlangsung, serta pentingnya pemahaman global tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap kehidupan manusia.
Baca juga: 21 Maret, Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial
Tema Hari Meteorologi Sedunia 2025 sekarang adalah "Closing the early warning gap together".
Tema ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi global dalam mengatasi ancaman perubahan iklim yang semakin nyata dan merusak.
Perubahan iklim telah menyebabkan bencana cuaca ekstrem yang semakin meningkat, seperti siklon tropis yang lebih kuat, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.
2024 tercatat sebagai tahun terpanas yang pernah ada, mempertegas dampak nyata dari pemanasan global.
Baca juga: 20 Maret, Hari Dongeng Sedunia
Kenaikan permukaan air laut juga mengancam daerah pesisir padat penduduk, sementara dampak sosial dari bencana cuaca ekstrem berlanjut lama setelah kejadian.
Untuk merayakan Hari Meteorologi Sedunia, berbagai kegiatan seperti seminar, webinar, dan pameran meteorologi dapat meningkatkan pemahaman tentang peringatan dini dan perubahan iklim.
Kampanye penanaman pohon dan diskusi komunitas mengenai kesiapsiagaan bencana juga bisa menjadi cara efektif untuk berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim.
Selain itu, membagikan informasi melalui media sosial tentang pentingnya sistem peringatan dini dapat membantu meningkatkan kesadaran publik terkait ancaman perubahan iklim.
- Penulis :
- Sofian Faiq




