billboard mobile
HOME  ⁄  Lifestyle

Sejarah Mudik dan Tradisi di Indonesia

Oleh Wira Kusuma
SHARE   :

Sejarah Mudik dan Tradisi di Indonesia
Foto: Ilustrasi. Foto: Freepik

Pantau-Mudik telah menjadi tradisi tahunan yang melekat erat dalam budaya masyarakat Indonesia, khususnya saat perayaan Idul Fitri. Setiap tahun, jutaan orang dari berbagai kota besar kembali ke kampung halaman untuk berkumpul bersama keluarga. Namun, bagaimana sebenarnya sejarah mudik di Indonesia? Apa saja yang dipersiapkan pemudik, dan apakah negara lain juga memiliki tradisi serupa?

Sejarah Mudik di Indonesia

Seperti dilansir web MenpanRB, ada yang menyebut mudik berasal dari bahasa Jawa, yaitu “mulih dilik” yang berarti “pulang sebentar.” Namun ada juga yang mengatakan bahwa mudik berasal dari kata udik yang berartik kampung atau desa.

Konsep mudik seperti yang dikenal saat ini mulai berkembang pesat seiring dengan urbanisasi besar-besaran pada era Orde Baru di tahun 1970-an. Pada masa itu, pembangunan kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung menarik banyak orang dari desa untuk mencari pekerjaan di sektor industri dan perdagangan. Ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, mereka kembali ke kampung halaman sebagai bentuk silaturahmi dan penghormatan kepada orang tua serta keluarga besar. Sejak saat itulah, mudik menjadi fenomena tahunan yang terus berkembang.

Baca juga: Jumlah Pemudik Menurun, Perputaran Uang Lebaran 2025 Diprediksi Turun

Persiapan Pemudik

Mudik bukan hanya sekadar perjalanan pulang kampung, tetapi juga membutuhkan persiapan matang. Berikut beberapa hal yang biasanya dipersiapkan oleh pemudik:

Tiket dan Transportasi Pemudik mulai berburu tiket jauh-jauh hari, baik untuk perjalanan dengan kereta api, pesawat, kapal laut, maupun bus. Beberapa memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk fleksibilitas lebih tinggi.

Ongkos dan Biaya Tambahan Selain biaya perjalanan, pemudik juga menyiapkan uang untuk oleh-oleh, sedekah, serta pengeluaran lainnya saat berada di kampung halaman.

Oleh-oleh untuk Keluarga Membawa buah tangan seperti pakaian baru, makanan khas dari kota perantauan, atau barang elektronik kecil menjadi kebiasaan bagi pemudik.

Kondisi Kendaraan Bagi yang menggunakan kendaraan pribadi, pemeriksaan kondisi mobil atau motor sangat penting untuk menghindari kendala di perjalanan.

Kesiapan Fisik dan Mental Perjalanan mudik sering kali panjang dan melelahkan, sehingga pemudik harus menjaga kesehatan agar tetap bugar selama perjalanan.

Apakah Negara Lain Memiliki Tradisi Mudik?

Tradisi pulang kampung saat hari besar keagamaan ternyata tidak hanya ada di Indonesia. Beberapa negara juga memiliki kebiasaan serupa:

Tiongkok: Saat perayaan Tahun Baru Imlek, masyarakat Tiongkok melakukan mudik massal yang disebut "Chunyun." Ini menjadi salah satu migrasi tahunan terbesar di dunia.

India: Ketika Diwali atau perayaan lain seperti Holi, banyak orang India kembali ke desa asal untuk berkumpul dengan keluarga.

Turki: Saat Idul Fitri atau Hari Raya Kurban, masyarakat Turki yang bekerja di kota besar kembali ke desa untuk bersilaturahmi dengan keluarga.

Filipina: Saat Natal, orang Filipina yang tinggal di luar negeri atau kota besar kembali ke kampung halaman untuk merayakan bersama keluarga.

Mudik merupakan tradisi yang telah berlangsung lama di Indonesia dan semakin berkembang seiring dengan meningkatnya urbanisasi. Bagi pemudik, persiapan matang menjadi kunci agar perjalanan berjalan lancar. Meski Indonesia memiliki tradisi mudik yang sangat khas, fenomena serupa juga ditemukan di berbagai negara di dunia, menunjukkan bahwa kebutuhan untuk kembali ke kampung halaman dan bersilaturahmi dengan keluarga adalah bagian dari nilai budaya yang universal.

Penulis :
Wira Kusuma