Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Film 'Rumah Merah Putih' Kisah Nasionalisme Anak Perbatasan

Oleh Gilang
SHARE   :

Film 'Rumah Merah Putih' Kisah Nasionalisme Anak Perbatasan

Pantau.com - Setelah lima tahun tak mengeluarkan karya terbarunya kini Alenia Pictures siap meluncurkan proyek triologi film di tentang kecintaan terhadap Indonesia di perbatasan yang dimulai di tanah NTT dengan judul 'Rumah Merah Putih'.

Baca juga: Ini Alasan Ari Sihasale Pilih NTT untuk Film 'Rumah Merah Putih'

Uniknya 'Rumah Merah Putih' yang resmi tayang di seluruh bioskop Indonesia pada 20 Juni 2019 mendatang ini terinspirasi dari kisah yang pernah viral, yakni seorang anak bernama Jono Kala di pedalaman NTT yang memanjat tiang bendera saat upacara agar 'Merah Putih' tetap berkibar di langit.

Nia Zulkarnaen selaku Produser menyebutkan sebelum kisah itu ramai dibicarakan khalayak, jalan cerita itu sudahlah masuk dalam skenario yang dibuat oleh Jeremias Nyangoen lima tahun lalu. Dimana saking cintanya dengan Indonesia seorang anak di pedalaman NTT tidak rela jika harus melihat bendera gagal berkibar akibat talinya tersangkut.

"17 Agustus 2018, kami ditelepon oleh kami punya adik-adik di perbatasan teman baik, yang dialek coach juga disana itu bilang, 'bunda ada baru kejadian mengharukan luar biasa kita semua menangis kita semua bangga', saya dikirim foto saya dikirim video pasti bentar lagi viral," ujar Nia usai Press Screening, di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (17/4/2019).

Setelahnya Nia kemudian memberitahu suaminya Ari Sihasale selaku sutradara film yang tak menyangka kisah itu ada di jalan cerita film yang akan dibuatnya.

"Mas Ale bilang, loh ini kok sama dengan yang ada di skenario kita 'Rumah Merah Putih', skenario yang udah kita simpan di hati selama empat tahun," ungkap Nia.

Hingga kemudian kata Nia disanalah timnya berpikir untuk membuat film pertama triolog perbatasan yang bercerita tentang keluarga, dan itu di bumi NTT atau tepatnya di suku Belu, Atambua. Sebelum tanah Papua dan Kalimantan jadi lokasi berikutnya.

Jeremias sendiri bercerita bagaimana ia selalu terkagum dengan daerah perbatasan Indonesia, khususnya di NTT dimana mereka diminta memilih antara Indonesia dan Timor Leste, dan betapa terharunya melihat masyarakat NTT lebih memilih Indonesia meski keadaan yang serta keterbatasan.

"Saya bilang sama teman-teman yang di Jakarta, kita malu loh sama mereka lebih nasionalis daripada kita. Tahu enggak latar belakang mereka, mereka memilih Indonesia, kita jelas lahir sudah Indonesia, mereka memilih Indonesia dengan kehidupan begitu mereka tetap cinta Indonesia," ujar Jeremias menggebu gebu.

'Rumah Merah Putih' sendiri bercerita tentang anak-anak NTT yang bernama Farel Amaral (Petrick Rumlaklak) dan Oscar Lopez (Amori De Purivicacao) serta beberapa kawannya yang sangat mencintai tanah air. Mereka berusaha menghias rumahnya dengan warna merah putih saat perayaan 17 Agustus, tapi sayangnya cat nya hilang, dan mereka pun berjuang untuk mendapatkan cat-nya kembali.

Ditengah perjuangan itu sederet rintangan ditemukan dua sahabat itu, bahkan hingga membuat orang tua Farel yang diperankan Daniel Amaral dan Shafira Umm, hingga ibu asuh Oscar Maria Lopez yang diperankan Pevita Pearce khawatir.

Meski jalan cerita yang cenderung ringan, namun pengemasan tampilan film sangatlah elegan dan menawan dengan menyuguhkan panorama alam yang menakjubkan yang ada di Timur Indonesia itu.

Baca juga: Ari Sihasale Tertarik Buat Film Dokumenter Kota Ambon

Alunan musik khas NTT, lagu sahabat, berserta akting para pemainnya mampu membuat penonton terharu hingga menangis, seolah 'menampar' tentang semangat nasionalis membela dan memilih tanah air di tengah segala keterbatasan.

Kesan yang terbangun ialah perjuangan beberapa anak jatuh bangun bahkan hampir mengancam nyawa hanya untuk mendapatkan cat merah putih yang melambangkan Indonesia.

Penulis :
Gilang