Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Seberapa Penting Pola Asuh Orangtua untuk Anak? Cek Deh

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Seberapa Penting Pola Asuh Orangtua untuk Anak? Cek Deh

Pantau.com - Beberapa tahun terakhir ini sebuah penelitian Human Flourishing Program di Universitas Harvard, mengkaji sebuah pola pengasuhan anak dan bagaimana praktik ini mempengaruhi pertumbuhan anak ketika mereka tumbuh dan berkembang menjadi dewasa.Well, kita mulai dari beberapa pembagian gaya orangtua secara umum yakni Parental Warmth dan Parental Dicipline. Berdasarkan pendekatan itu ada perhatian yang begitu tinggi dan rendah pada masing-masing metode dan kemudian menghasilkan empat jenis.Pola asuh yang begitu tinggi pada poin parental dicipline menghasilkan gaya otoritatif. Sebaliknya, pendekatan dengan perhatian rendah dan disiplin tinggi disebut sebagai gaya otoriter. Sementara itu, pola asuh yang hangat memiliki disiplin rendah disebut sebagai gaya permisif. Terakhir, perhatian yang rendah dan tidak disiplin disebut sebagai kelalaian.

Classification of Parenting Styles Source: Tyler VanderWeele
Mengutip dari Psychology Today, beberapa penelitian begitu konsisten menunjukkan bahwa pola asuh disiplin tinggi (gaya otoritatif) cenderung dikaitkan dengan hasil masa anak-anak yang terbaik. Namun, banyak penelitian tentang topik gaya pengasuhan ini dilakukan secara tunggal, satu per satu. Ketika dilakukan dengan sampel yang berbeda, mungkin sulit untuk mendapatkan gambaran luas tentang kelebihan dan kelemahannya.

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat Memulai 'Bonding' dengan Anak? Selain itu, banyak dari peneliti yang juga bersifat cross-sectional, yang berarti semua data dikumpulkan sekaligus, dibandingkan dikumpulkan berulang kali dari waktu ke waktu. Tentu ini membuat sulit untuk menyimpulkan hubungan sebab akibat. Contohnya, jika pendekatan orang tua dikaitkan dengan hasil anak yang lebih baik, ini sulit untuk mengetahui apakah orang tua benar-benar memberikan perhatian penuh. Bisa saja anak yang memiliki out-put baik karena mendapatkan cinta dari orang sekitarnya. Pada tahun ini Universitas Harvard menerbitkan dua studi empiris, satu pada bulan Januari di Ilmu Sosial dan Kedokteran, dan satu lagi pada Mei di Nature Human Behavior. Kedua studi itu menggunakan data yang dikumpulkan selama bertahun-tahun. Diketahui, efek dari gaya pengasuhan yang berbeda menghasilkan hidup sehat dan kesejahteraan dengan menggunakan metodologi yang lebih ketat. Anak-anak yang memiliki orang tua dengan pendekatan otoritatif mengasuh anak (perhatian tinggi, disiplin tinggi) dapat membentuk nasib baik pada si anak di kemudian hari.Salah satu hasil menarik dari dua penelitian Human Flourishing adalah pendekatan orang tua, atau cinta, menjadi faktor yang sangat dominan. Secara urutan pola perhatian yang ketat dan disiplin tinggi ini menjadi yang terbaik, kemudian perhatian tinggi dengan disiplin rendah (gaya permisif), ini jauh lebih baik daripada perhatian yang sebaliknya yakni memiliki asuhan rendah dan disiplin (gaya otoriter).

Ilustrasi pola pikir. (Foto: parentingforbrain)


Tidak mengherankan, kelompok yang memiliki asuhan rendah, disiplin rendah (gaya lalai) bernasib paling miskin. Namun, secara keseluruhan, kehangatan atau cinta orangtua tampaknya yang paling penting. Ketika kehangatan orang tua dipertimbangkan dengan sendirinya, itu adalah aspek terpenting dari pola pengasuhan yang dapat diidentifikasi.Seperti yang dijelaskan oleh founder dari Human Flourishing, Tyler J. VanderWeele, ia mengambil kesimpulan dalam penelitian Nature Human Behavior. Di mana memeriksa berbagai aspek pengasuhan positif.

Baca Juga: Punya Anak Banyak? Tenang, Begini Cara Adil Membagi Perhatian


Dalam studi itu, pola asuh orangtua di masa kanak-kanak yakni diukur dengan kepuasan dengan hubungan orangtua-anak, umumnya mengenai cinta dan kedekatan. Dikaitkan, beberapa tahun kemudian, dengan penurunan angka depresi sebanyak 46 persen, pengurangan kecemasan sebanyak 39 persen, serta tingkat pemrosesan dan ekspresi emosional yang lebih tinggi.Praktik pengasuhan lainnya, seperti makan malam keluarga juga penting, tetapi tidak sepenting cinta dan kasih sayang orang tua. Demikian juga, dalam penelitian Ilmu Sosial dan Kedokteran, kehangatan orang tua dikaitkan dengan berbagai hasil positif yang berkembang di kemudian hari. Hubungan seperti kebahagiaan atau kesejahteraan secara emosional, hubungan positif dan penerimaan diri.Penelitian juga menunjukkan peran penting cinta dalam pertumbuhan manusia. Sementara istilah cinta merupakan hal yang berbeda dari masing-masing orang, dalam banyak kepercayaan itu dipahami sebagai keinginan atau komitmen untuk kebaikan orang lain. Mencari atau berbagi kebaikan orang lain, di masa kanak-kanak itu sangat penting. Selain tindakan yang mempromosikan kebaikan orang yang dicintai, pengalaman cinta itu menegaskan nilai dan intrinsik orang. Cinta memenuhi salah satu kerinduan manusia yang paling dalam untuk koneksi dengan orang lain. Maka, tidak mengherankan pengalaman cinta tampaknya begitu mempengaruhi hasil kesehatan dan kesejahteraan. Memang studi yang dilakukan Human Flourishing bukan tanpa batasan. Karena pengalaman asuhan orangtua, atau cinta, muncul sebagai poin paling penting, dimana pengukuran seperti cinta atau disiplin itu sering bertentangan dan kembali kepada langkah masing-masing orang tua.Pengukuran karakter masih dalam masa pertumbuhan dan sulit dipelajari. Tetapi mungkin dengan ini diharapkan praktik pengasuhan yang berorientasi pada disiplin untuk membentuk karakter yang mendalam, bisa memberikan kontribusi bagi anak selanjutnya. Namun demikian, terlepas dari keterbatasan sebuah penelitian, sangat jelas pentingnya pengalaman kasih sayang diberikan kepada seorang anak.Karena itu, pentingnya ada rasa memaafkan. Memaafkan dipahami sebagai penggantian niat buruk menjadi niat baik terhadap pelaku itu sendiri. Ini merupakan bentuk cinta, tentang apa yang membawa pertumbuhan manusia sejati.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta

Terpopuler