Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Mendukbangga Soroti Peran Orang Tua dan Ancaman “Keluarga Baru” Anak Usia 10–24 Tahun

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Mendukbangga Soroti Peran Orang Tua dan Ancaman “Keluarga Baru” Anak Usia 10–24 Tahun
Foto: (Sumber : Mendukbangga/Kepala BKKBN Wihaji dalam Diseminasi Nasional Pemutakhiran Pendataan Keluarga tahun 2025 di Jakarta, Rabu (26/11/2025). ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari..)

Pantau - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Wihaji menegaskan pentingnya peran dan tanggung jawab orang tua dalam mencegah maraknya kasus perundungan atau bullying di kalangan anak dan remaja.

"Kesehatan mental hari ini penting, kasus bullying itu tidak hanya anak-anak, mereka jangan pernah kita salahkan. Saya berpendapat anak tidak pernah bersalah karena itu kesalahan orang tua, ke mana orang tuanya? Apakah mencari duit terus? Apakah mencari duit untuk keluarga kah? Padahal kadang-kadang tidak untuk keluarga", ungkapnya.

Data Keluarga dan Ancaman Kesehatan Mental Remaja

Hingga saat ini, tercatat ada 74.092.313 keluarga yang telah terdata oleh BKKBN.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 46.739.887 keluarga memiliki anak usia 10 hingga 24 tahun yang belum menikah.

"Isu yang sekarang lagi ramai adalah kesehatan mental. Hati-hati, meski ini terlihat sederhana, tetapi hari ini lumayan, mereka yang berusia 10 sampai 24 tahun itu kesepian, ada orang tua seperti tidak ada, punya bapak tetapi seperti tidak punya bapak", jelas Wihaji.

Berdasarkan hasil riset pendataan keluarga, anak usia 10–24 tahun kini disebut memiliki “keluarga baru”.

"Apa hasil riset kita? Mereka punya keluarga baru. Umur 10 sampai 24 tahun itu punya keluarga baru. Apa keluarga baru itu? Handphone, sekarang sudah menjadi orang tua mereka, sudah menjadi bapak mereka, hati-hati, ini sederhana tetapi penting", tegasnya.

Perubahan Perilaku Keluarga Jadi Kunci Pencegahan

Kemendukbangga/BKKBN disebut memiliki peran krusial dalam mencegah kekerasan dan perundungan terhadap anak melalui perubahan perilaku keluarga.

Perubahan perilaku ini digerakkan melalui sejumlah program, termasuk Program Bina Keluarga Remaja yang menyasar edukasi dan penguatan fungsi keluarga.

"Ini urusan saya, karena urusan kita di Kemendukbangga/BKKBN adalah mengubah perilaku dan menggerakkan, memang terlihat sederhana, tetapi ini sangat penting", ujar Wihaji.

Penulis :
Ahmad Yusuf