Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Masker Jadi Langka Akibat Isu Korona, Dzawin Tak Panik karena...

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Masker Jadi Langka Akibat Isu Korona, Dzawin Tak Panik karena...

Pantau.com - Sosok stand up comedy-an, Dzawin Nur Ikram, mengaku tak panik ketika mendengar kabar ada WNI yang positif terkena virus Korona. Mengingat pada Senin 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan warga negaranya ada yang terkena virus COVID-19 itu.

Memang, masyarakat Indonesia begitu panik mendengar virus Korona telah masuk ke Tanah Air. Tak ayal, ada beberapa orang yang langsung ke supermarket untuk membeli persediaan makanan baik itu beras maupun mie instan dalam jumlah besar.

Tak hanya itu, masker dan hand sanitizer juga menjadi produk kesehatan yang paling diincar. Alhasil, harga masker pun meroket, contohnya di LTC Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, satu boks yang berisi 50 masker dibanderol harga sekitar Rp300.000, sejatinya harga normalnya sebesar Rp20.000 tiap boks.

Baca juga: Infografis Saat yang Tepat Menggunakan Masker Sesuai Saran WHO

Melihat fenomena ini, Dzawin yang baru empat hari di Jakarta merasa kaget. Maklum saja, dalam dua bulan terakhir pria asal Bogor ini tinggal di Bali.

"Gue sempat sih mencari masker, tetapi di semua tempat habis. Mau apalagi kalau habis, ya udah gue kagak pakai masker. Toh, di Bali juga banyak bule dan mereka tidak menggunakan masker. Gue hanya lihat orang pakai masker saat menggunakan kendaraan motor saja," ujar Dzawin ketika ditemui Pantau.com di bilangan Senayan, Selasa malam, 3 Maret 2020.

Juara tiga Maharaja Lawak Mega Malaysia itu merasa tak khawatir dengan ancaman wabah virus korona. Sebab Dzawin menilai, ancaman kematian terbesar itu ketika mengabaikan aturan lalu lintas.

Baca juga: Kisah Inspiratif Dzawin Nur, Komika Backpacker ke Pelosok Indonesia

Untuk diketahui, data WHO menunjukkan, kecelakaan akibat mengabaikan aturan lalu lintas telah menelan korban jiwa sekitar 2,4 juta jiwa manusia setiap tahunnya. Bahkan angka kematian yang diakibatkan kecelakaan menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian manusia di dunia.

"Ya, ngapain panik dan khawatir dengan Korona? dalam statistik angka kematian juga banyak di usia 60 tahun ke atas. Justru yang lebih berbahaya itu mengabaikan aturan lalu lintas, cek aja datanya di WHO," papar Dzawin sembari tersenyum.

Sebagai mantan anak pondok, Dzawin melihat panic buying yang dilakukan masyarakat akibat menyeruaknya wabah virus Korona terlalu berlebihan. Ia hanya mengingatkan kalau kematian itu sudah di atur oleh yang Maha Kuasa.  

Penulis :
Tatang Adhiwidharta