
Pantau.com - Petisi tolak Ibu Kota Negara (IKN) baru semakin bergulir, bahkan saat ini semakin mendekati angka target yang bidik oleh 45 tokoh penggagas petisi tersebut.
Petisi yang diinisiasi oleh Narasi Institute sejak pekan lalu, pada intinya menggaungkan suara dari keinginan besar masyarakat yang intinya mengingatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwasanya 2022-2024 bukan waktunya untuk memindahkan ibukota negara.
Dilihat Pantau.com pada Rabu pagi, 16 Februari 2022 pukul 05.10 WIB, pada laman [change.org](https://change.org/), sudah lebih dari 32.370 orang yang menandatangani petisi tersebut.
Angka ini mendekati target yang ingin dicapai oleh 55 tokoh penggalang petisi, yakni sebanyak 35.000 tanda tangan.
"Memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) di tengah situasi pandemi Covid-19 tidak tepat," demikian penjelasan para inisiator dalam petisi penolakan ibu kota baru.
45 inisiator petisi tolak Ibu Kota Negara (IKN) baru yang berasal dari berbagai latar belakang, di antaranya adalah mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia sekaligus suami Meutia Hatta dan Sri Edi Swasono.
Tertera juga nama Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra dan ekonom senior, Faisal Basri.
13 dari 45 inisiator tersebut merupakan profesor yang mayoritas adalah guru besar dari berbagai universitas.
- Penulis :
- M Abdan Muflih