billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ketua KPK: Negara Lain Bisa Mencontoh Indonesia dalam Menyelesaikan Konflik

Oleh Aries Setiawan
SHARE   :

Ketua KPK: Negara Lain Bisa Mencontoh Indonesia dalam Menyelesaikan Konflik

Pantau.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Firli Bahuri menyatakan, akhir-akhir ini seluruh mata dunia tertuju pada peristiwa konflik antarnegara, di mana peperangan menjadi cara yang diambil oleh negara berkonflik atas nama tegaknya kedaulatan negara masing-masing. Salah satu contohnya adalah perang antara Rusia dengan Ukraina.

"Kita patut bersyukur, Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo, telah menetapkan 1 Maret 2022 kemarin sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara," ujar Firli dalam keterangannya, Rabu, 2 Maret 2022.

"Komisi Pemberantasan Korupsi memandang langkah Kepala Negara ini sangat tepat, mengingat penegakan kedaulatan negara adalah hal utama yang sifatnya sangat fundamental, untuk senantiasa ditanam, dirawat dan dijaga oleh seluruh elemen serta eksponen bangsa dan negara di republik ini," Firli menambahkan.

Menurut Firli, penting dan perlu bagi segenap anak bangsa di negeri ini untuk memandang lebih luas serta melihat jauh agar dapat menempatkan posisi penegakan kedaulatan negara di jiwa, raga dan hati sanubari terdalam. 

"Semua itu agar kita senantiasa siap menghadapi situasi dan kondisi global saat ini yang sangat rentan membuat bangsa-bangsa di dunia, terfragmentasi," ujarnya.

Tidak sedikit contoh negara-negara dunia yang terlibat konflik terkait penegakan kedaulatan negaranya masing-masing, hampir sebagian besar memilih perang sebagai cara untuk menyelesaikan konflik tersebut. 

Padahal, menurut Fili, perang merupakan cara barbar untuk menyelesaikan masalah. Sangat tidak tepat ditempuh ketika zaman sudah semakin maju dan terbuka.

"Negara-negara dapat melihat serta mencontoh cara Indonesia, khususnya langkah-langkah Presiden Jokowi dalam menyelesaikan konflik. Beliau selalu mengedepankan langkah preventif dan persuasif yang humanis, yakni dengan cara dialog, ketimbang cara-cara represif, apalagi menggunakan senjata dalam menyelesaikan konflik di dalam maupun luar negeri," tuturnya. 

Firli mengakui, tak dapat dipungkiri, beragam suku bangsa, bahasa, agama, budaya serta kondisi geografis Tanah Air, menyebabkan Indonesia tidak pernah lepas dari yang namanya konflik. 

Namun, lanjut Firli, dalam perjalannya, bangsa ini selalu dapat menyelesaikan konflik yang terjadi. 

"Bukan dengan jalan perang, menggunakan parang apalagi senjata yang terkokang. Berdialog dari hati ke hati, bertukar pikiran dan saling memahami budaya, karakter, serta kultur daerah masing-masing, adalah cara Indonesia untuk menemukan mufakat, yang sejatinya menjadi kultur bangsa ini," ujar Firli.  

Pengalaman dalam menyelesaikan konflik dengan cara berdialog yang biasa lakukan sejak zaman dulu hingga masa kini, kata Firli, menjadi bukti nyata bahwasa cara-cara humanis adalah jalan damai yang tepat untuk menyelesaikan konflik. 

"Tidak berlebihan jika saya katakan bahwa pengalaman Indonesia menyelesaikan konflik dari masa ke masa ini merupakan kontribusi nyata kita bagi dunia dalam mewujudkan perdamaian di muka bumi, tanpa peperangan," ucapnya. 

Perang melawan korupsi

Firli mengatakan, saat ini ada satu perang badar yang harus diperangi bersama untuk mewujudkan kemakmuran dan perdamaian dunia, yakni perang melawan korupsi. Korupsi adalah kejahatan kemanusiaan nyata yang dampak destruktifnya sangat merusak, bahkan dapat menghancurkan tujuan bernegara suatu bangsa.

"Bukan hanya keuangan dan sendi perekonomian semata, jika dibiarkan berurat akar di seluruh lini serta sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, tujuan dan masa depan negara tersebut akan luluh lantak oleh korupsi," katanya.

Menurutnya, tidak sedikit contoh negara yang hancur setelah korupsi menjadi laten dan menggurita seantero negeri. Banyak negara jatuh miskin sehingga tidak lagi memenuhi kewajiban melindungi, menghidupi, apalagi memakmurkan rakyatnya setelah korupsi merusak seluruh tatanan kehidupan di negara tersebut. 

"Melihat betapa destruktifnya korupsi terhadap suatu negara, dapat kita simpulkan bahwasanya korupsi adalah ancaman nyata tegaknya kedaulatan negara suatu bangsa," tegasya.

Oleh karena itu, Firli mengajak segenap rakyat Indonesia untuk berani melawan korupsi agar bangsa ini tidak hancur. 

"Kepada seluruh bangsa dan rakyat Indonesia, mari, dengan semangat antikorupsi, kita rawat dan jaga tegaknya kedaulatan NKRI dari ancaman korupsi, agar negeri ini dapat mewujudkan cita-cita, tujuan dan arah masa depan bangsa yang gemilang. Indonesia maju, Indonesia makmur, Indonesia aman, damai dan sejahtera, dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote," tuturnya. 

Penulis :
Aries Setiawan